REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump cukup yakin Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat dalam upaya pembunuhan mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya, Yulia di Salisbury, di Inggris, 4 Maret lalu. Tapi, ia menegaskan, AS tidak akan ikut campur dalam urusan itu.
"Mungkin dia ya, mungkin," kata Trump saat diwawancara dalam acara CBS 60 Minutes, seperti dilansir dari the Washington Post, Senin (15/10).
Seorang mantan mata-mata Skripal dan putrinya, Yulia, berusaha diracun dengan racun berjenis Novichok. Novichok, yang mempunyai nama lain A-230, lima kali lebih mematikan dibandingkan dengan racun VX, racun saraf yang dipakai untuk membunuh saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Malaysia, 13 Februari 2017 lalu.
"Tapi, saya serahkan kepada mereka (Eropa), ini bukan urusan negara kami," ujar Trump.
Baik Skripal maupun putrinya, Yulia, selamat dari percobaan pembunuhan yang menggunakan gas saraf di Salibury, Wiltshire, Inggris. Seorang petugas yang juga terpapar gas saraf saat menyelamatkan mereka, Nick Bailey, juga akhirnya selamat.
Begitu pula Charlie Rowley, yang menemukan botol yang mengandung racun tersebut, tapi rekannya, Dawn Sturgess, tewas pada Juli lalu. Setelah peristiwa itu, Inggris dan banyak negara lainnya mendeportasi 150 mata-mata Rusia yang menyamar sebagai diplomat. Rusia sudah membantah terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut.
Trump juga mengakui Rusia mengintervensi pemilihan presiden AS pada 2016 lalu. Namun, ia mengatakan, Cina juga melakukan intervensi saat itu. Oposisi Trump dari Partai Demokrat menuduh Rusia melakukan intervensi terhadap pemilihan presiden AS dan menjadikan Trump sebagai presiden.
"Anda berpikir saya menghubungi Rusia untuk membantu saya dalam pemilihan? Yang benar saja, mereka sama sekali tidak mampu membantu saya, menghubungi Rusia, itu konyol," kata Trump.
Dalam acara tersebut, Trump membahas banyak hal. Ia mengatakan, percaya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Hubungannya dengan Kim sangat mesra setelah keduanya melakukan pertemuan diplomatik di Singapura pada 12 Juni lalu.