Selasa 20 Mar 2018 13:23 WIB

OPCW Periksa Sampel Zat yang Meracuni Mantan Agen Rusia

Mantan agen Rusia ditemukan sekarat bersama putrinya di Salisbury, Inggris Selatan.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.
Foto: Andrew Matthews/PA via AP
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.

REPUBLIKA.CO.ID, SALISBURY -- Para pemeriksa dari pengawas senjata kimia dunia mulai memeriksa racun yang digunakan untuk menyerang mantan intelijen Rusia yang diasingkan di Inggris. Sebelumnya, Inggris menuduh Rusia yang menjadi dalang dalam penyerangan tersebut.

Pada Senin (19/3), para inspektur dari Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) mulai menjalankan tes independen atas sampel yang diambil dari Salisbury. Menurut seorang sumber OPCW yang tidak bersedia disebut namanya, ini untuk memverifikasi analisis Inggris.

"Tim dari Den Haag akan bertemu dengan para pejabat dari Laboratorium Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan dan polisi untuk membahas proses pengumpulan sampel, termasuk yang bersifat lingkungan," kata Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris.

Sementara itu, polisi Inggris mengatakan penyelidikan atas serangan itu mungkin memakan waktu berbulan-bulan. Karena itu adalah operasi yang sangat rumit.

"Ini adalah salah satu investigasi terbesar dan paling rumit yang dilakukan oleh kepolisian kontra-terorisme Inggris," kata Kepolisian Metropolitan dalam sebuah pernyataan.

Inggris mengatakan Sergei Skripal dan putrinya, ditargetkan pada agen saraf kelas militer Soviet Novichok. Kini keduanya dalam kondisi kritis di rumah sakit. London menuduh Moskow menimbun senjata kimia tersebut dan menginvestigasi bagaimana menggunakannya dalam pembunuhan.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dengan mudah memenangkan jabatan keempatnya pada Ahad (18/3), mengatakan bahwa klaim tersebut tidak masuk akal. Dia juga menegaskan bahwa Rusia telah menghancurkan semua senjata kimianya.

Kremlin mengatakan kepada Inggris agar memilih untuk mendukung pernyataanya atau meminta maaf. Sementara anggota sesama Uni Eropa menawarkan solidaritas total kepada Inggris.

Skripal adalah mantan kolonel dalam intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen Rusia untuk Inggris. Dia ditemukan sekarat bersama putrinya di sebuah bangku di kota kecil di selatan Salisbury dua pekan lalu.

Identifikasi Novichok sebagai senjata telah menjadi pilar utama kasus Inggris untuk menyalahkan Rusia. Masing-masing pihak telah mengusir 23 diplomat lainnya karena hubungan mereka telah merosot ke pasca-Perang Dingin yang rendah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement