REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui total penjualan senjata potensial senilai 1 miliar dolar AS ke Arab Saudi. Hal itu merupakan realisasi perjanjian penjualan peralatan pertahanan yang disepakati AS dan Saudi tahun lalu.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan, yang bekerja di bawah Pentagon, mengatakan, Saudi telah setuju untuk membeli 6.600 rudal TOW 2B dari AS. Nilai pembelian rudal tersebut diperkirakan mencapai 670 juta dolar AS.
"Penjualan rudal dan dukungan teknis TOW 2B yang diusulkan akan memajukan upaya kerajaan Arab Saudi untuk mengembangkan kemampuan pertahanan darat yang terintegrasi," kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (22/3), dikutip laman Anadolu Agency.
Menurut badan tersebut, selain meningkatkan kemampuan pertahanan dalam negeri, pembelian perangkat rudal itu juga akan memperkuat upaya Saudi dalam melindungi negara-negara sahabat di kawasan. Selain rudal, penjualan mencakup peralatan militer, termasuk suku cadang, amunisi, alat uji, dan lain-lainnya. Nilai pembelian peralatan tersebut sekitar 407 juta dolar AS.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan mengatakan penjualan peralatan militer tersebut tidak akan mengubah keseimbangan militer di kawasan. Pelaksanaan penjualan yang diusulkan memerlukan satu penugasan pemerintah AS dan lebih dari 320 perwakilan kontraktor untuk melakukan perjalanan ke Saudi dalam jangka dua tahun. Penjualan senjata yang diusulkan harus terlebih dulu disetujui Kongres.
Saat ini Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman tengah berkunjung ke AS. Pada Rabu lalu, Pangeran Mohammed telah melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump.
Selain membahas isu-isu regional, Trump dan Pangeran Mohammed juga membicarakan tentang peningkatan kerja sama bilateral. Trump secara lugas mengatakan dirinya berharap Saudi dapat membeli peralatan militer dari AS.