Rabu 28 Mar 2018 14:05 WIB

Hamas Gelar Aksi Demonstrasi Peringati Berdirinya Israel

Hari berdirinya Israel dikenal rakyat Palestina sebagai Nakba atau bencana.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga Palestina menggelar aksi demonstrasi untuk memperingati Hari Nakba atau Hari Bencana.
Foto: AP/Mohammed Zaatari
Warga Palestina menggelar aksi demonstrasi untuk memperingati Hari Nakba atau Hari Bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas meminta masyarakat Gaza berpartisipasi dalam aksi demonstrasi yang akan digelar di sepanjang perbatasan dengan Israel. Aksi tersebut direncanakan dilakukan selama beberapa pekan mendatang.

Mulai Jumat (30/3), Hamas berharap dapat memobilisasi massa untuk mendirikan tenda-tenda di dekat perbatasan Gaza dengan Israel. Hamas merencanakan serangkaian demonstasi yang puncaknya melakukan aksi pawai ke pagar perbatasan pada 15 Mei mendatang. Tanggal tersebut dipilih karena merupakan hari berdirinya Israel yang dikenal rakyat Palestina sebagai Nakba atau bencana.

Hamas akanberupaya agar aksi tersebut nantinya dapat diikuti ratusan ribu orang. "Ketika nanti kami berbaris ke perbatasan, penyelenggaran akan memutuskan apa yang harusdilakukan," ungkap Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas.

Menurut Radwan, Israel tidak boleh gegabah dalam menghadapi aksi massa tersebut. "Pendudukan tidak boleh melakukan kebodohan dalam menghadapi kerumunan rakyat Palestina," ujarnya.

Hamas mengatakan digelarnya aksi tersebut juga dimaksudkan untuk menarik perhatian dunia terhadap penderitaan ratusan ribu warga Gaza. Menurut Hamas banyak dari warga Gaza yang sebelumnya melarikan diri atau terusir dari rumahnya masing-masing selama perang dengan Israel pada 1948. Saat ini, tanah dan rumah mereka telah menjadi wilayah kekuasaan Israel.

Gaza merupakan sebuah wilayah yang diblokade oleh Israel dan Mesir. Selama bertahun-tahun warga di sana menghadapi krisis karena minimnya pasokan energi dan fasilitas layanan kesehatan. Sanksi terhadap Hamas oleh Otoritas Palestina telah menyebabkan warga Gaza kian menderita.

Baru-baru ini, Hamas kembali terlibat perselisihan dengan Otoritas Palestina. Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah hampir terbunuh akibat serangan bom ketika dirinya sedang mengunjungi Gaza.

Otoritas Palestina menuding Hamas merupakan dalang insiden penyerangan bom tersebut. Hamas dengan tegas membantah tuduhan itu dan menyatakan akan memburu pelaku atau aktor penyerangan.

Hamdallah menegaskan aksi penyerangan tersebut tak akan menciutkan upaya dan komitmennya terhadap persatuan Palestina. "Saya akan kembali ke Gaza meskipun apa yang terjadi hari ini dan saya menyerukan Hamas mengizinkan pemerintah untuk secara efektif mengontrol Jalur Gaza. Apa yang terjadi hari ini tidak akan menghentikan upaya rekonsiliasi kita," ujar Hamdallah setelah aksi penyerangan yang terjadi.

Ia mengatakan upaya rekonsilasi antara Fatah dengan Hamas akan dilanjutkan dengan bantuan Mesir. "Saya menyerukan kepada Hamas dan semua faksi lainnya untuk ambil bagian dalam Dewan Nasional Palestina yang akan bersidang pada April, karena ini adalah fase kritis bagi rakyat Palestina," katanya menerangkan.

"Kita tidak akan mengizinkan siapapun menghancurkan proyek nasional Palestina. Kita tidak akan membiarkan mereka yang memiliki agenda politik asing mendikte kita tentang apa yang terjadi di Gaza," ucap Hamdallah.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement