Kamis 29 Mar 2018 08:41 WIB

AS Tarik Pasukan Terakhirnya dari Vietnam

Penarikan ini mengakhiri intervensi langsung AS selama delapan tahun Perang Vietnam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Foto hitam putih Perang Vietnam (Ilustrasi)
Foto: AP
Foto hitam putih Perang Vietnam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dua bulan setelah penandatanganan perjanjian perdamaian di Vietnam, pasukan tempur terakhir AS akhirnya meninggalkan Vietnam Selatan, pada 29 Maret 1973. Hanoi telah membebaskan tahanan perang Amerika yang tersisa, yang ditahan di Vietnam Utara.

Intervensi langsung pasukan AS selama delapan tahun dalam Perang Vietnam, telah berakhir. Namun di Saigon, sekitar 7.000 pegawai sipil Departemen Pertahanan AS saat itu masih dipertahankan untuk membantu Vietnam Selatan menghadapi sisa dampak perang dengan Vietnam Utara yang komunis.

Sebelumnya, pada 1961, setelah AS memberikan bantuan militer tidak langsung dalam Perang Vietnam selama dua dekade, Presiden AS John F. Kennedy memutuskan untuk mengirim pasukan besar pertama AS ke Vietnam. Tujuannya untuk memperkuat rezim otokratis Vietnam Selatan dalam melawan sayap komunis Vietnam Utara.

Tiga tahun kemudian, ketika pemerintahan Vietnam Selatan runtuh, Presiden AS Lyndon B Johnson memerintahkan serangan pengeboman terbatas di Vietnam Utara. Kongres AS juga mengesahkan pengerahan pasukan AS dalam perang itu.

Pada 1965, serangan sengit yang dilakukan Vietnam Utara membuat Presiden Johnson harus memilih di antara dua pilihan, yaitu meningkatkan jumlah pasukan atau justru menarik pasukan AS. Johnson kemudian memilih yang pertama, dengan meningkatkan jumlah pasukan AS menjadi lebih dari 300 ribu tentara.

Selama beberapa tahun ke depan, AS semakin terdesak. Waktu perang semakin panjang, korban dari pihak AS semakin banyak, dan kejahatan perang yang melibatkan AS telah terbongkar, seperti pembantaian My Lai.

Serangan ofensif Tet komunis pada 1968 menghancurkan harapan AS untuk bisa mengakhiri konflik. Sebagai tanggapan, pada Maret 1968, Presiden Johnson mengumumkan dia tidak akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden AS.

Menurutnya, dia telah bertanggung jawab dalam menciptakan keterlibatan nasional yang berbahaya dalam Perang Vietnam. Dia juga menyetujui dimulainya perundingan damai di Vietnam.

Pada musim semi 1969, ketika protes terhadap perang meningkat di AS, jumlah pasukan AS di Vietnam telah mencapai puncaknya dengan 550 ribu tentara. Richard Nixon, presiden AS yang baru, kemudian mulai melakukan penarikan pasukan, namun masih mengintensifkan pemboman.

Penarikan besar pasukan AS berlanjut pada awal 1970-an ketika Presiden Nixon memperluas operasi militer udara dan daratnya ke Kamboja dan Laos. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memblokir rute pasokan senjata musuh di sepanjang perbatasan Vietnam.

Ekspansi perang ini memicu gelombang protes baru di AS dan di negara lain. Akhirnya, pada Januari 1973, perwakilan dari AS, Vietnam Utara, dan Vietnam Selatan, serta Vietcong menandatangani perjanjian damai di Paris.

Perjanjian ini mengakhiri keterlibatan militer AS secara langsung dalam Perang Vietnam. Ketentuan utamanya adalah gencatan senjata di seluruh Vietnam, penarikan pasukan AS, pembebasan tawanan perang, dan reunifikasi Vietnam Utara dan Selatan melalui cara-cara damai.

Namun kenyataannya, perjanjian itu hanya sekadar aksi untuk menyelamatkan rasa malu AS. Bahkan sebelum pasukan Amerika terakhir angkat kaki dari Vietnam pada 29 Maret, komunis telah melanggar gencatan senjata.

Pada awal 1974, perang skala penuh telah dimulai kembali. Di akhir 1974, pihak berwenang Vietnam Selatan melaporkan, 80 ribu tentara dan warga sipil mereka tewas dalam pertempuran yang diperpanjang selama tahun itu.

Pada 30 April 1975, beberapa warga Amerika terakhir yang masih berada di Vietnam Selatan diterbangkan ke luar negeri karena Saigon jatuh ke tangan pasukan komunis. Kolonel Vietnam Utara Bui Tin, menerima penyerahan Vietnam Selatan di kemudian hari.

Anda tidak perlu takut; antara Vietnam tidak ada pemenang dan tidak ada yang kalah. Hanya orang Amerika yang dikalahkan," ujar Bui Tin, seperti dilansir di History.

Perang Vietnam adalah perang saudara terpanjang dan telah menewaskan lebih dari 58 ribu warga Amerika. Sebanyak dua juta tentara dan warga sipil Vietnam juga dilaporkan tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement