REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu gambar bermakna ribuan kata, merupakan ungkapan tepat dalam mendeskripsikan foto Kim Phuc, seorang anak perempuan Vietnam berusia 9 tahun yang berteriak dengan rasa ngeri karena bagian punggungnya mengalami luka bakar akibat serangan bom napalm.
Foto yang diambil Nick Ut, pewarta foto dari kantor berita Associated Press (AP) pada 8 Juni 1972 itu, atau dalam masa Perang Vietnam, benar-benar menggambarkan kengerian yang dapat ditimbulkan akibat pengeboman udara.
Kim Phuc, yang sekarang menjadi warga negara Kanada dan mendirikan yayasan untuk membantu anak-anak korban perang, menyatakan bahwa rasa sakit secara fisik akibat serangan bom napalm masih membekas.
Namun, dalam artikel yang ditulisnya sendiri di The Wall Street Journal dan diterbitkan pada 2017, Kim Phuc menyatakan bahwa hal yang lebih buruk adalah rasa sakit emosional dan spiritual yang dideritanya.
Napalm, yang memiliki dampak mematikan seperti senjata pelontar api, merupakan salah satu jenis amunisi klaster atau bom tandan, yaitu jenis amunisi yang dilepaskan dari udara ke permukaan di bawahnya.
Bom tandan biasanya menebarkan sejumlah bom-bom kecil di area yang sangat luas sehingga dapat menewaskan atau melukai banyak warga sipil yang tidak waspada selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian.