Kamis 05 Apr 2018 15:29 WIB

Polisi New York Tembak Pria tak Bersenjata

Penembakan itu menyusul sejumlah pembunuhan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata

Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Polisi New York pada Rabu (4/4) menembak mati seorang pria kulit hitam, yang mengacungkan pipa logam kepada mereka. Penembakan tersebut dilakukan setelah menanggapi penelepon darurat, yang mengatakan orang itu membawa senjata api di jalur pejalan kaki.

"Pria itu mengambil posisi menembak dengan dua tangan dan mengacungkannya ke arah polisi di kota Brooklyn, kemudian tiga petugas berpakaian preman serta satu petugas berseragam menembak 10 kali," kata Kepala Departemen Kepolisian Terence Monahan pada jumpa pers.

"Ada panggilan mengatakan bahwa seorang pria mengacungkan yang disebut penelpon 911 dan warga adalah senjata, yang diarahkan ke orang di jalan," kata Monahan menambahkan.

"Ketika kami bertemu dengannya, dia berbalik badan dengan memperlihatkan yang tampak seperti pistol pada petugas."

Video kiriman ke media sosial menunjukkan kerumunan orang di jalan setelah penembakan itu. Beberapa berteriak "penindas" saat mereka berhadapan dengan beberapa petugas, yang berdiri di sisi garis batas polisi.

Penembakan itu menyusul sejumlah pembunuhan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata oleh polisi, yang memicu protes jalanan dan perdebatan nasional tentang bias dalam sistem peradilan pidana Amerika Serikat. Polisi sedang menyelidiki, kata Monahan, menambahkan bahwa video pengawasan yang diperoleh dari toko-toko di dekatnya menunjukkan pria itu mengacungkan sebuah benda yang tampak seperti senjata api.

Pria itu, yang nama dan umurnya tidak segera dirilis, dibawa ke rumah sakit tempat dia dinyatakan meninggal. Penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Sacramento, Kalifornia, telah memicu aksi protes yang berlangsung beberapa hari.

Dalam kejadian itu, petugas menanggapi laporan bahwa seseorang memecahkan jendela, kemudian menembak mati Stephon Clark, yang berusia 22 tahun, di halaman belakang rumah neneknya pada 18 Maret. Petugas takut dia membawa pistol, tetapi dia diketahui memegang telepon saku, demikian polisi Sacramento.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement