Rabu 25 Apr 2018 14:02 WIB

Konflik Berpotensi Hancurkan Kawasan Teluk

Kuwait meminta negara GCC menyelesaikan konflik di negara kawasan Teluk.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Peta negara kawasan teluk Timur Tengah
Foto: en.wikipedia.org
Peta negara kawasan teluk Timur Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Pemerintah Kuwait meminta negara-negara anggota Kerja Sama Negara Teluk (GCC) untuk menyelesaikan konflik yang ada. Dia mengatakan, konflik yang dibiarkan berlarut berpotensi membawa kehancuran di kawasan.

"Semua tentu menyadari semakin lama perpecahan ini, semakin dalam luka yang diderita GCC," kata Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Khaled al-Jarallah seperti diwartakan Aljazirah, Rabu (25/4).

Pernyataan itu dilontarkan al-Jarallah usai brtemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Kedua pejabat negara itu mendiskusikan arti sesungguhnya untuk memecahkan krisis yang terjadi saat ini.

Al-Jarallah memperingatkan jika krisis yang ada berpontensi memberikan ancaman untuk menggagalkan berbagai bidang kerja sama yang dinisiasi dalam tubuh GCC. Dia mengatakan, jika konflik yang terjadi tidak segera diselesaikan maka akan menghancurkan harapan, mimpi dan aspirasi dan kepentingan dari negara anggota.

Dia mengungkapkan, dampak yang dapat disebabkan keberlanjutan perselisihan tersebut adalah pengaruhnya terhadap keamanan di kawasan. Hal itu, dia mengatakan, juga berujung pada rusaknya hubungan ekonomi dengan blok perdagangan lainnya di seluruh dunia.

"Sayangnya sejak perselisihan pecah, beberapa mekanisme GCC telah terganggu karena sejumlah pertemuan dan proposal tertunda," kata Khaled al-Jarallah.

Al-Jarallah lantas memuji Amerika Serikat (AS) atas upaya diplomasi mereka terhadap GCC. Dia mengatakan, keadaan yang tidak menentu dalam tubuh GCC membuat pertemuan lebih baik menunggu.

Pertemuan antara negara-negara anggota GCC dan AS direncanakan akan diadakan pada awal April nanti di Washington DC. Namun, pertemuan itu kemudian ditunda hingga September tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement