Sabtu 28 Apr 2018 15:39 WIB

Hampir 100 orang di AS Terkena Wabah E. coli

Remaja Kalifornia didiagnosa gagal ginjal setelah terkena wabah E. coli

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Bakteri E.Coli
Foto: dw-world/dpa
Bakteri E.Coli

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Para pejabat kesehatan AS sedang menyelidiki wabah E.coli yang berasal dari selada romaine. Dilaporkan sebanyak 98 orang di 22 negara bagian terkena wabah E.coli. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan 14 kasus baru didaftarkan pada hari Jumat (27/4). Sepuluh orang mengalami gagal ginjal dan 46 orang di rumah sakit. 

CDC menghubungkan wabah ke wilayah tumbuhnya di Yuma wilayah Arizona, menasihati konsumen untuk tidak makan atau membeli selada romaine dari daerah itu, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (28/4).

Namun, pencarian sumber pasti dari wabah terus berlangsung, dan lusinan peternakan sedang diselidiki. Tidak ada kematian yang dilaporkan. 

The Washington Post melaporkan kisah seorang gadis berusia 16 tahun dari Kalifornia yang dilarikan ke rumah sakit karena sakit parah dan telah didiagnosis gagal ginjal sebagai bagian dari wabah ini. "Dia berusaha mengurangi makan junk food dan menjadi lebih sehat dengan makan selada," kata ibunya kepada koran itu. 

Tes telah mengkonfirmasi bahwa strain Escherichia coli O157: H7 bakteri dalam wabah saat ini menghasilkan sejenis racun yang menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Orang-orang biasanya memperhatikan gejala tiga sampai empat hari setelah mereka terinfeksi, tetapi gejala dapat dimulai kapan saja antara satu dan 14 hari setelahnya dan bertahan hingga dua minggu. Sayuran dan buah-buahan yang bersentuhan dengan usus dan kotoran hewan yang terinfeksi adalah sumber umum penyakit yang berhubungan dengan E. coli.

Setelah berita tentang wabah itu pertama kali dipublikasikan minggu lalu, orang-orang menggunakan media sosial untuk mengekspresikan keterkejutan mereka bahwa mereka diperingatkan untuk tidak memakan selada, dan membuat lelucon tentang makan sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement