Rabu 02 May 2018 16:52 WIB

Abbas Tolak Tawaran Memukimkan Warga Palestina di Sinai

Tawaran memukimkan warga Palestina di Sinai dinilai merupakan proyek Israel.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang berkumpul di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Foto: EPA/Stringer
Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang berkumpul di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengaku telah menolak tawaran mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi untuk memukimkan warga Palestina di Sinai. Menurutnya, tawaran itu adalah proyek Israel yang dijuluki "Giora Eiland" dan bertujuan untuk sepenuhnya mengakhiri perjuangan Palestina.

"Ketika Ikhwanul memerintah selama masa jabatan presiden Mursi, kami ditawari wilayah Sinai, tetapi kami menolak tawaran itu," kata Abbas ketika berbicara kepada Dewan Nasional Palestina di Ramallah, seperti dilaporkan Al-Arabiya.

Abbas menyuarakan penolakannya kepada Mursi dan mengatakan kepadanya, Palestina tidak akan menerima tawaran seperti itu. Warga Palestina tidak akan meninggalkan tanah mereka dan tidak akan hidup di tanah orang lain.

Abbas telah mengungkapkan rincian tawaran ini empat tahun lalu saat bertemu dengan wartawan di Mesir. Ketika itu ia mengatakan, Israel menawarinya wilayah seluas 1.000 km di Sinai selama era kepresidenan Mursi.

Dia menambahkan, saat itu Hamas dan Israel sedang mendiskusikan tawaran tersebut untuk memperluas Gaza, tetapi dia dengan tegas menolaknya. "Kami bahkan tidak akan mengambil satu sentimeter pun dari tanah Mesir," ujarnya. Menurut Abbas, Mursi sempat menegurnya karena tidak menerima tawaran itu.

Pakar militer Mayor Jenderal Hussam Soueilam mengatakan kepada Al Arabiya, "proyek Giora Eiland" diambil dari nama seorang komandan cadangan yang bekerja di Pusat Kajian Strategis Mulailah-Sadat, yaitu Giora Eiland. Proyek tersebut diusulkan sebagai 'solusi terbaik' untuk konflik Palestina-Israel.

"Proyek Eiland menetapkan, penyelesaian masalah Palestina bukan hanya tanggung jawab Israel tetapi juga tanggung jawab dari 22 negara Arab lainnya seperti Mesir dan Yordania, yang secara khusus, secara positif, dan efektif merumuskan solusi regional dan multilateral," kata Soueilam.

Dalam proyek tersebut, orang-orang Palestina akan diberikan wilayah seluas 720 km persegi di Sinai Utara yang memanjang dari Rafah di bagian barat sampai perbatasan Arish. Wilayah itu juga dari perbatasan Kerem Shalom barat sampai ke selatan di sepanjang perbatasan Mesir-Israel.

Soueilam mengatakan, dalam proyek itu, wilayah Gaza akan menjadi tiga kali lebih luas daripada wilayah saat ini yang hanya seluas 365 km persegi. Namun, Palestina harus menyerahkan 12 persen dari wilayah Tepi Barat untuk dimasukkan dalam wilayah Israel dan Mesir akan dikompensasikan dengan area yang sama dari tanah Israel di barat daya Negev.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement