Kamis 10 May 2018 14:20 WIB

Najib Razak Nyatakan Terima Hasil Pemilu Malaysia

Koalisi opisisi mendesak raja segera menunjuk Perdana Menteri Malaysia yang baru

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyatakan menerima hasil pemungutan suara dalam pemilihan umum Malaysia yang diselenggarakan pada Rabu (9/5). Dalam pidato resminya pada Kamis (10/5), Najib juga mengakui kekalahan koalisinya.

Pemimpin pejawat ini menegaskan tidak ada kecurangan dalam pemilihan. Najib mengatakan tidak ada partai individual yang mencapai mayoritas suara, sehingga raja akan memutuskan siapa yang akan diangkat menjadi perdana menteri berikutnya.

"Saya menerima, dan teman-teman saya juga menerima, putusan yang telah disampaikan," katanya, dikutip CNBC. Ia menambahkan, koalisinya berkomitmen untuk menghormati prinsip-prinsip parlemen yang demokratis.

"Dan karena tidak ada partai yang mendapat mayoritas sederhana, maka raja akan membuat keputusan siapa yang akan menjadi perdana menteri," tambah dia

Sentimen itu tidak diterima dengan baik oleh Mahathir Mohamad, pemimpin koalisi oposisi yang meraih kemenangan atas koalisi Najib. "Ada beberapa penundaan atas kurangnya pemahaman tentang konstitusi, tetapi kami ingin menegaskan bahwa ada urgensi di sini: Kami perlu membentuk pemerintahan sekarang, hari ini," ujar Mahathir dalam konferensi pers.

Meskipun berbagai media yang mengutip sumber-sumber resmi telah melaporkan bahwa tidak akan ada pelantikan perdana menteri baru pada Kamis (10/5) ini, Mahathir bersikeras raja perlu segera melakukannya. "Kami berharap pada pukul 17.00 hari ini kami akan memiliki seorang perdana menteri," kata dia.

Jika dilantik, Mahathir akan menjadi pemimpin tertua di dunia. Mahathir pernah memimpin Malaysia selama 22 tahun dan kali ini kembali ke jabatan perdana menteri dengan mengakhiri pemerintahan Barisan Nasional (BN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement