Jumat 11 May 2018 02:18 WIB

Nigeria Tingkatkan Pemeriksaan di Bandara karena Wabah Ebola

17 orang dilaporkan tewas akibat Ebola di Republik Demokratik Kongo

Virus Ebola
Foto: abc news
Virus Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Nigeria meningkatkan penyaringan di bandar udara dan tempat masuk lain sebagai pencegahan sesudah Ebola mewabah di Republik Demokratik Kongo, kata layanan imigrasi pada Kamis (10/5).

Setidaknya 17 orang tewas di daerah barat laut Republik Demokratik Kongo, dua tahun sesudah wabah terburuk virus itu berakhir di Afrika Barat setelah membunuh lebih dari 11.300 orang dan menulari sekitar 28.600 lagi, terutama di Guinea, Sierra Leone dan Liberia.

Nigeria dipuji karena menahan virus itu pada 2014, dengan 8 kematian, menyusul kekhawatiran bahwa itu dapat menyebar melalui sekitar 20 juta penduduk ibukota niaga tersebut dan di seluruh negara berpenduduk paling banyak di Afrika dengan sekitar 180 juta orang itu.

Layanan Imigrasi Nigeria (NIS) menyatakan termometer digunakan untuk memantau beberapa pendatang ke negara itu sejak virus tersebut terakhir menghantam wilayah tersebut. Penyaringan ditingkatkan sejak wabah terkini di Kongo tersebut.

"Kami menggunakan semua sarana tersedia untuk melacak virus itu, yang berarti menggunakan lebih banyak termometer," kata juru bicara NIS Sunday James, yang berbicara melalui telepon.

"Kami harus mengambil tindakan lebih untuk memastikan orang disaring di semua tempat masuk ke negara ini," katanya menambahkan.

Ebola menyebar ke Nigeria pada 2014 ketika Patrick Sawyer, Amerika Serikat-Liberia, terbang ke negara itu dari Liberia dan ambruk di bandar udara antarbangsa utama di Lagos.

Menteri Kesehatan Isaac Adewale pada Rabu malam menyatakan kabinet memerintahkan kementeriannya meningkatkan darurat pengawasan di semua perbatasan darat dan bandar udara, dengan khusus menekankan penyaringan orang yang berkunjung dari Kongo.

"Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) juga akan pertimbangkan pengiriman beberapa kelompok ke DRC sebagai bagian dari pembangunan kemampuan untuk mengelola wabah," katanya kepada wartawan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement