Jumat 11 May 2018 07:15 WIB

PM Singapura Ucapkan Selamat ke Mahathir

PM Lee menilai Singapura merupakan mitra penting Singapura.

Rep: Crystal Listie Purnama/Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Mahathir Mohamad
Foto: AP
Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID,   SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengucapkan selamat kepada Dr Mahathir Muhammad yang telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ketujuh.

 

"Saya berharap Tun Mahathir dan timnya selalu meraih keberhasilan," katanya yang ditulis di Facebook pada Kamis (10/5) malam seperti dilaporkan Straits Times.

 

"Malaysia adalah mitra penting Singapura, dan rakyat kami berbagi ikatan kuat dan mendalam. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Tun Mahathir dan pemerintah baru untuk meningkatkan kerja sama kami. Kami dapat melakukan lebih banyak lagi kerja sama."

 

Mahathir disumpah di Istana Negara di Kuala Lumpur setelah koalisi oposisi yang dipimpinnya - Pakatan Harapan - memenangkan pemilihan umum pada Rabu (9/5).

Pria berusia 92 tahun itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri ke-4 Malaysia. Dia kembali terjun ke politik setelah pemerintah mantan perdana menteri Najib Razak terkena skandal korupsi yang melibatkan perusahaan 1MDB milik negara.

 

Baca juga, Mahathir Tumbangkan Kekuasaan yang Sudah Bercokol 60 Tahun.  

 

Dalam sebuah pernyataan setelah pelantikan pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Singapura juga mengucapkan selamat kepada Dr Mahathir dan koalisinya atas kemenangan pemilu mereka. Kemenlu berjanji untuk bekerja sama dengan pemerintah baru untuk mengembangkan hubungan antara kedua negara.

 

"Rakyat Malaysia telah memberikan mandat yang jelas kepada pemerintah baru untuk memimpin negara. Malaysia adalah tetangga terdekat dan mitra penting Singapura. Kami telah memiliki hubungan yang erat dan kerjasama luas dengan pemerintah Malaysia berturut-turut, termasuk pemerintah Tun Mahathir ketika dia sebelumnya menjadi Perdana Menteri," kata pernyataan tersebut.

 

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Tun Mahathir dan Pemerintah Malaysia yang baru untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan bilateral, untuk kepentingan kedua bangsa kami."

 

Pemimpin tertua

 

Kemenangan oposisi di Malaysia merupakan hal bersejarah. Setelah 60 tahun,  koalisi Barisan Nasional akhirnya kalah  dalam pemilihan umum. 

 

Pemimpin oposisi kali ini bukanlah Anwar Ibrahim, melainkan Mahathir Muhammad yang sebelumnya juga bagian dari Barisan Nasional.  Mahathir yang berusia 92 tahun dan pernah memimpin Malasyia selama 22 tahun (1981-2003) menjadi pemimpin negara tertua di dunia. 

 

Mahathir memiliki reputasi luar negeri yang kurang baik, karena komentar tajamnya tentang Barat. Beberapa hari sebelum dia pensiun pada Oktober 2003, misalnya, dia membuat marah beberapa pemerintah asing dan kelompok Yahudi dengan mengatakan komplotan Yahudi saat ini tengah mengendalikan dunia.

 

Bahkan dalam masa pensiun, Mahathir tidak pernah benar-benar meninggalkan arena politik. Dia secara terbuka mengkritik penggantinya, Abdullah Badawi. Setelah hasil pemilu yang cukup buruk untuk koalisi yang berkuasa pada 2008, Mahathir memutuskan untuk mundur dari partai, guna menekan Abdullah. Keputusan itu kemudian membuka jalan bagi Najib untuk berkuasa.

 

Pada awalnya, Mahathir memberi dukungan penuh untuk Najib. Namun dukungan itu tak lagi diberikannya setelah Najib terseret kasus korupsi 1MDB yang menyangkut dana negara. Ia meminta partai UMNO untuk menekan Najib dari dalam partai dan pemerintahan. Namun upayanya sia-sia sehingga ia dan beberapa tokoh penting UMNO menyeberang ke oposisi pada 2016.

 

Pada Januari tahun ini, ia mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum. Pada 9 Mei, ia berhasil meraih kemenangan bersejarah dan mengalahkan koalisi pemerintah yang telah berkuasa selama lebih dari 60 tahun.

 

Dilansir dari BBC, yang mengejutkan banyak orang, Mahathir mengaku dia telah melakukan kesalahan dalam banyak hal, salah satunya terkait pemecatan Anwar Ibrahim. Najib kemudian mengkritik manuver politik Mahathir yang telah berbaikan dengan Anwar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement