REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Meski telah berusia 92 tahun, Mahathir Mohamad masih aktif berpolitik. Ia yang baru saja terpilih kembali sebagai perdana menteri tampak sehat, bahkan tidak menunjukkan tanda penuaan atau perlambatan.
"Saya tidak benar-benar pensiun," tegasnya seperti dilansir The Straits Times, dalam satu kesempatan.
Sebelumnya, Mahathir pernah menjadi Perdana Menteri pada 1981 dan mengundurkan diri dari jabatan tertinggi di negaranya tersebut pada 2003. Kini di usianya yang hampir 100 tahun, ia masih sigap. Mahathir pun tetap menyebrangi negara untuk berkampanye, berbicara menentang pemerintah yang pernah dia pimpin, serta menghadiri demonstrasi.
Kesehatannya, diimbangi pula dengan berat badan yang dijaga di Kisaran 62 kilogram (kg) sampai 64 kg selama tiga dekade terakhir. Lantas apa rahasianya?
"Rahasianya? Tidak makan berlebihan," kata Mahathir.
Ia mengatakan, baru-baru ini ia menemukan hasil penelitian yang menyebutkan, umur monyet lebih panjang berkat makan makanan rendah kalori. "Mungkin aku seperti monyet," tuturnya.
Meski begitu, ia mengaku tubuhnya tidak sepenuhnya sehat. "Saya memiliki masalah jantung, saya menderita radang paru-paru pada satu waktu dan saya memiliki periode ketika batuk saat paru-paru terinfeksi," jelas Mahathir.
Pria yang lahir pada Juli ini menegaskan, kunci kesehatannya yakni tidak merokok, tidak minum alkohol, serta tidak makan terlalu banyak. Ia makan secukupnya sesuai kebutuhan kalori.
"Ada kecenderungan bagi orang-orang di atas usia tertentu untuk menjadi gemuk. Mereka memiliki perut besar untuk memuaskan diri mereka, mereka minum dan makan berlebihan yang menempatkan beban pada hati mereka," tuturnya.
Ia menambahkan, meski sudah lanjut usia, namun berkat berat badannya yang selalu dijaga, Mahathir bisa memakai pakaian buatan 30 tahun lalu.
Saat ini meski sudah meninggalkan politik aktif sejak 13 tahun lalu, namun Mahathir tetap pergi ke kantor setiap hari. "Kebetulan saya sehat, saya bisa melakukan ini. Bagi saya, untuk mengatakan saya ingin tidur, pensiun, dan mempersiapkan diri untuk hidup setelah mati, saya pikir itu sangat egois," katanya.
Banyak pihak mengkhawatirkan kesehatannya serta sejauh mana pria kelahiran 1925 ini bisa bertahan. Ia pun menanggapi berbagai kekhawatiran itu dengan santai.
"Ya, ya, aku masih hidup," tegasnya, seperti dikutip BBC.
Pada Maret lalu, ia pun membuka diskusi panel untuk memperdebatkan, apakah dia terlalu tua untuk menjadi pemimpin di Malaysia. Lebih lanjut, Mahathir mengatakan, ada dua tipe penuaan.
"Pertama, adalah bertambahnya umur. Kedua, dampaknya pada tubuh. Untuk kesehatan saya, saya belum pikun," tegasnya ke massa pendukungnya dalam perayaan kemenangan.