REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Puluhan ribu warga Palestina memprotes pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel di Yerusalem. Sedikitnya 55 demonstran tewas menyusul bentrokan dengan pasukan militer Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut, sedikitnya 2.770 orang terluka dalam aksi demontrasi itu. Pasukan Pertahanan Israel mendata, lebih dari 35 ribu orang melakukan protes di sepanjang perbatasan Gaza.
Seperti dilansir di National Public Radio pada Senin (14/5), militer menyebut menargetkan tiga pengunjuk rasa yang mencoba memasang bom di samping pagar keamanan di Rafah. Data korban tewas itu adalah yang terbanyak dalam satu hari di wilayah tersebut setelah aksi pada 2014.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, tindakan pasukan Israel sebagai pembantaian. Ia mengusulkan adanya penengah baru yang menggantikan AS sebagai pembicara perantara antara Palestina dan Israel.
Baca juga, Pasukan Israel Bunuh 10 Warga Palestina di Perbatasan Gaza.
Gedung Putih menyalahkan musibah kematian itu pada kelompok Palestina Hamas.
"Tanggung jawab atas kematian tragis ini bersandar tepat pada Hamas," kata Wakil Sekretaris Pers Raj Shah dalam konferensi pers Gedung Putih Senin (14/5) sore waktu setempat.
Ia menganggap hamas secara sengaja memprovokasi terkait pemindahan Kedubes AS untuk Israel di Yerusalem. Dengan demikian, ia mengamini pendapat Menteri Luar Negeri bahwa Israel memiliki hak membela diri.
Jumlah korban terus meningkat karena pembukaan Kedutaan Besar AS untuk Israel di Yerusalem pukul 16.00 waktu setempat. Kementerian Kesehatan Gaza merilis daftar korban jiwa berusia sekitar 14 hingga 39 tahun. n Umi Nur Fadhilah