Senin 04 Jun 2018 13:13 WIB

Pemenang Nobel Perdamaian Bersedia Biayai KTT Anti-Nuklir

Tawaran ini muncul setelah ada laporan Korut kekurangan uang di Singapura

Rep: Crystal Liestya Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara
Foto: Youtube
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sebuah organisasi anti-nuklir yang memenangkan Nobel Perdamaian, ICAN bersedia untuk membiayai konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Pemimpin Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS). Biaya tersebut berasal dari hadiah nobel yang didapatkannya.

Tawaran itu muncul setelah laporan media bahwa Korut yang kekurangan uang harus menanggung biaya tinggal di Singapura dan delegasi utama staf keamanan dan dukungan untuk pertemuan yang dijadwalkan pada 12 Juni mendatang. Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN), yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, mengatakan pihaknya bersedia menggunakan uang hadiahnya untuk membiayai KTT itu dengan sukses.

"Hadiah Nobel Perdamaian termasuk hadiah uang tunai dan kami menawarkan dana dari hadiah untuk KTT, untuk mendukung Semenanjung Korea dan dunia bebas senjata nuklir," kata pejabat ICAN Akira Kawasaki. "Ini adalah pertemuan bersejarah, dan sekali dalam satu kesempatan generasi."

Kawasaki memimpin Peace Boat yang berbasis di Tokyo, salah satu dari 10 grup pengarah internasional ICAN. Niat untuk membelanjakan uang hadiah itu sejalan dengan pekerjaan yang telah dilakukan kelompok itu untuk melobi Perjanjian AS tentang Larangan Senjata Nuklir, yang diadopsi oleh 122 negara tetapi tidak ada negara nuklir atau Korut.

"Ini bukan tentang membayar kamar mewah untuk pemimpin DPRK atau siapa pun, itu bukan niat kami," kata Kawasaki. DPRK adalah kependekan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.

Kim Chang Son, kepala staf de facto untuk pemerintah Korut, terlihat di hotel bintang lima Fullerton di Singapura pekan lalu selama kunjungan untuk bertemu para pejabat AS untuk menyusun logistik untuk KTT itu. Menurut laporan Washington Post, Fullerton adalah penginapan pilihan Korut.

"Presidential suite dapat diatur untuk pemerintah setidaknya 8.000 dolar Singapura (6.000 dolar AS) semalam," katanya.

Perjalanan Kim ke Singapura kemungkinan akan menggunakan pesawat era Soviet untuk membawanya dan limosinnya, serta puluhan petugas keamanan dan lainnya. Sementara Singapura mengatakan akan menanggung biaya KTT untuk melakukan bagiannya untuk memastikan pertemuan yang sukses.

Penghargaan hadiah Nobel berbeda dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, hadiah bergengsi tersebut memberikan hadiah sebesar 9 juta crown Swedia (762,959.08 pound).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement