Jumat 08 Jun 2018 11:13 WIB

Cina Selidiki Penyakit Misterius yang Diderita Diplomat AS

Sejumlah diplomat AS telah dipulangkan.

Bendera AS dan Cina
Bendera AS dan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas Cina  melakukan penyelidikan terkait penyakit aneh yang diderita staf Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Guangzhou sehingga harus dipulangkan ke negara asal.

"Setelah mendapat laporan adanya staf diplomatik AS yang ditempatkan di Cina yang diduga dipengaruhi apa yang disebut dengan sonic wave, otoritas kami telah melakukan penyelidikan serius dan akan segera memberitahu pihak AS mengenai hasilnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying di Beijing, Kamis (7/6).

Menurut dia, sejauh ini pihaknya belum menemukan alasan atau petunjuk yang mengarah pada peristiwa yang dilaporkan oleh pihak AS itu.

Meskipun demikian, Cina tetap menjamin keamanan staf diplomatik asing yang berkedudukan di negara berpenduduk terbesar di dunia itu sesuai dengan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik dan Hubungan Kekonsuleran.

"Sejauh ini pihak AS belum melakukan komunikasi resmi dengan kami mengenai peristiwa itu," ujar Hua dalam pernyataan pers di Beijing itu.

Walau begitu, Cina tetap akan bertanggung jawab secara konsisten dan terus berkoordinasi dengan Washington.

Konsulat Jenderal AS di Guangzhou mengakui beberapa stafnya dipulangkan karena menderita penyakit tidak jelas setelah mendengarkan suara-suara misterius di sekitar tempat tinggal mereka di kota terbesar ketiga di daratan Cina itu. 

Departemen Luar Negeri mengerahkan tim untuk memeriksa karyawan dan anggota keluarga mereka di konsulat. Profesional medis akan terus melakukan evaluasi penuh untuk menentukan penyebab gejala yang dilaporkan. Apakah temuan  itu konsisten dengan catatan yang terkena dampak sebelumnya.  "Atau mungkin sama sekali tidak terkait," kata juru bicara Heather Nauert.

The New York Times melaporkan, Departemen Luar Negeri telah mengevakuasi setidaknya dua orang Amerika yang jatuh sakit setelah mendengar suara-suara aneh di Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement