REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tidak berdampak langsung ke perekonomian Indonesia. Pasalnya, pertemuan keduanya lebih bersifat politik.
Meski begitu, kata dia, pertemuan tersebut bisa berdampak ke perekonomian global yang otomatis berpengaruh pula ke perekonomian di Tanah Air bila tidak ada kesepakatan di antara keduanya. "Jadi sentimen ke ekonomi itu akibat tidak langsung. Bukan akibat langsung," ujar Darmin saat ditemui di Jakarta, Senin sore, (11/6).
Perlu diketahui, pertemuan kedua orang nomor satu di negaranya masing-masing itu digelar hari ini, Selasa, (12/6), di Capella Hotel, Pulau Sentosa, Singapura. Salah satu pembahasan dalam pertemuan tersebut yakni mengenai pelucutan senjata nuklir.
Pertemuan kedua negara yang sempat bertikai itu dinilai berbagai pihak sebagai sejarah. Pasalnya, ini pertama kali presiden AS dan pemimpin Korea Utara saling bertemu langsung seraya berjabat tangan.
Sementara itu, pemerintah Indonesia terus mewaspadai berbagai risiko eksternal yang bisa menekan perekonomian. Untuk menjaga kestabilan terutama terkait nilai tukar rupiah, Bank Indonesia pun telah menaikkan suku bunga acuannya dua kali, sehingga sekarang sebesar 4,75 persen.