Rabu 13 Jun 2018 02:04 WIB

Niat Trump Akhiri Latihan Militer dengan Korsel Dikritik

Trump diminta berhati-hati soal Kim Jong-un

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Agung Sasongko
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berniat menghentikan latihan militer dengan Korea Selatan (Korsel) tanpa disertai komitmen terverifikasi dengan Korea Utara (Korut) meresahkan sejumlah pihak. Keputusan tersebut juga langsung mendapat tanggapan dari Senator AS Patrick Leahy dan Jeanne Shaheen.

Jeanne dalam pernyataannya menyebut kesepakatan mengakhiri latihan militer bersama dengan militer Korsel telah mengejutkan Korsel dan pihak Pentagon.

"Ini sangat mengganggu bahwa janji Presiden Trump untuk mengakhiri latihan militer bersama dengan militer Korea Selatan tampaknya telah menjadi kejutan bagi Korea Selatan dan Pentagon," ujar Jeanne seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (12/6).

Begitu pun Patrick Leahy dalam pernyataan terpisahnya mengomentari negosiasi langsung dengan Kim Jong-un. Ia mempermasalahkan Trump yang setuju mengakhiri latihan militer dengan Korsel tanpa adanya komitmen nyata dari Korut.

"Adalah masalah mengakhiri latihan militer dengan Korea Selatan tanpa komitmen yang dapat diverifikasi dari Korea Utara untuk denuklirisasi sambil memberi Kim pengakuan yang telah lama ia dambakan," kata Leahy.

Ia mengatakan, sejauh ini yang terlihat adalah foto yang digabungkan dengan beberapa komitmen tertulis. Namun, belum jelas apakah itu, hingga kapan itu, akan terus berlangsung.

"Dengan jelas itu akan berbulan-bulan, jika tidak bertahun-tahun, sebelum kita tahu apakah pertemuan kemarin mencapai sesuatu yang bernilai abadi, dan saya tetap khawatir bahwa hanya sedikit yang telah dilakukan di balik layar untuk menerjemahkan kata-kata dalam perjanjian bisa dilaksanakan," katanya.

Ia juga mengingatkan semua pihak untuk tetap mengedepankan kehati-hatian, di samping berupaya memercayai pihak Korea Utara.

"Mengingat sedikit yang kita ketahui tentang Kim Jong-un, peringatan itu tidak bisa lebih relevan hari ini. Kita tidak boleh memendam ilusi tentang sifat yang brutal dan meniru rezim yang tidak jujur melakukan kejahatan dan kekejaman terhadap rakyatnya sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement