REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pihak berwenang di ibu kota India menghentikan semua pembangunan pada Jumat dan mengirim lebih banyak truk air untuk menyemprot jalan. Dengan harapan meningkatkan mutu udara kota itu, yang dihantam badai debu berhari-hari.
Tingkat mutu udara di Delhi, salah satu kota paling tercemar di dunia berdasarkan atas data Badan Kesehatan Dunia. Berkisar dari "sangat tidak sehat" hingga "berbahaya" pada Jumat saat angin sepoi-sepoi tetap bertiup.
"Keputusan meningkatkan percikan, menghentikan kegiatan pembangunan berlaku hingga Minggu," kata pegiat lingkungan Sunita Narain di Twitter sesudah menghadiri pertemuan darurat, yang diselenggarakan petinggi kota itu, Anil Baijal.
"Pusatkan perhatian pada penanamanan pohon besar pada musim hujan ini," kata Narain.
Dataran tengah Asia selatan itu mengalami suhu sangat panas dan angin kencang, yang menimbulkan badai debu dahsyat pada tahun ini, tepat sebelum musim hujan dimulai. Dewan Pengawas Pencemaran Pusat menyatakan angin itu meniupkan debu dari negara bagian gurun Rajasthan ke Delhi.
Warga, yang mengeluhkan masalah pernapasan, berbondong-bondong ke rumah sakit kota. "Penderita tanpa riwayat penyakit pernapasan mengeluhkan batuk dan pernapasan," kata Prashant Saxena, ahli paru-paru di rumah sakit sangat khusus Max Smart.
India adalah tempat 14 kota paling tercemar di dunia berdasarkan atas jumlah zarah di bawah 2,5 mikrogram ditemukan di setiap meter kubik udara.