REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Gubernur negara bagian Plateau di Nigeria tengah, Simon Lalong mengatakan sekitar 200 orang tewas dalam aksi kekerasan yang terjadi selama akhir pekan di negara bagian itu. Ini menjadi aksi bentrokan paling berdarah menjelang pemilihan.
Polisi sebelumnya mengatakan jumlah korban tewas sebanyak 86 orang. Lalong menyebut serangan itu sangat mengganggu dan mengkhawatirkan karena lebih dari 200 orang tewas.
Menurut Lalong, negara itu menghadapi tantangan situasi kemanusiaan di mana ribuan orang telantar karena rumah mereka hancur. Di Nigeria, terjadi lonjakan kekerasan komunal sejak awal tahun, yang telah menyebabkan ratusan orang terbunuh.
Masalah keamanan menjadi masalah politik utama bagi Presiden Muhammadu Buhari. Ia berencana maju kembali dalam pemilihan yang dijadwalkan Februari mendatang.
Rabu malam, Kepolisian Nigeria mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka mengirim pasukan khusus ke negara bagian Plateau untuk meningkatkan keamanan. Ini akan mencakup dua helikopter pengintai polisi, lima pengangkut personel lapis baja dan perwira tambahan dari negara-negara lain.
"Pengerahan personel Pasukan Intervensi Khusus Polisi akan secara merata mencakup komunitas, kota, desa, permukiman yang rentan, infrastruktur dan fasilitas pemerintah dan swasta di semua wilayah yang terkena dampak," katanya.
Kekerasan komunal, secara luas dikaitkan dengan siklus konflik yang berusia puluhan tahun antara petani dan penggembala semi-nomaden yang sebagian disebabkan persaingan untuk lahan subur. Kekerasan juga dikaitkan dengan suku dan agama tertentu. Penggembala dari kelompok etnis Fulani, sebagian besar adalah Muslim, sedangkan petani Kristen dari suku lain.
Awal bulan ini, anggota parlemen Nigeria mengeluarkan daftar tuntutan kepada presiden. Sebagian besar terkait dengan keamanan.
Buhari, seorang pensiunan jenderal dan mantan penguasa militer yang menjabat pada 2015 bersumpah meningkatkan keamanan. Ia mengunjungi negara Plateau pada Selasa (26/6).
Dia mengadakan pembicaraan dengan kepala parlemen di majelis tinggi dan rendah pada Rabu (27/6) untuk membahas lonjakan kekerasan. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Yakubu Dogara,yang merupakan majelis rendah, mengatakan Buhari telah memberi penjelasan kepada anggota parlemen tentang apa yang dia lihat langsung ketika mengunjungi Plateau.