Jumat 29 Jun 2018 04:07 WIB

Saudi Driving School Latih 5.000 Perempuan Mengemudi

Keputusan kerajaan memotivasi perempuan Saudi lebih produktif.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolanda
Seorang perempuan Saudi menunjukkan kartu izin mengemudi di Saudi Driving School, Princess Nora University, Arab Saudi, Sabtu (23/6). Perempuan Saudi kini bisa mengemudi.
Foto: AP Photo/Nariman El-Mofty
Seorang perempuan Saudi menunjukkan kartu izin mengemudi di Saudi Driving School, Princess Nora University, Arab Saudi, Sabtu (23/6). Perempuan Saudi kini bisa mengemudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Saudi Driving School bekerja sama dengan Princess Nourah University (PNU) melatih sekitar 5.000 wanita Saudi mengemudi. Para perempuan di Arab Saudi antusias berlatih mengemudi setelah larangan perempuan menyetir dihapus.

"Ini sebagai bagian dari dukungan kami untuk keputusan kerajaan (memungkinkan wanita untuk mengemudi), dan kontribusi kami untuk membantu wanita di Arab Saudi," kata CEO Saudi Driving School, Abdul Baset Al-Suwaidi dilansir di Arab News, Kamis (28/6).

Ia menjelaskan, peserta menjalani ujian tertulis, dua jam di laboratorium simulasi dan memulai fase pelatihan praktis enam jam pertama. Ia mengatakan, seorang peserta pelatihan harus melewati tahap pertama pelatihan praktis untuk melanjutkan ke tahap kedua, yakni pelatihan sebanyak 14 jam. Setelah itu, seorang peserta harus lulus tes jalan, di mana dia belajar 18 keterampilan mengemudi utama. 

Baca juga, 120 Ribu Perempuan Saudi Ajukan Pembuatan SIM

Ia mengatakan, apabila seorang peserta pelatihan gagal dalam tes jalan, maka harus menjalani empat jam pelatihan praktis fase kedua. "Begitu dia lulus tes ini, seorang peserta pelatihan siap untuk turun di jalan," ujar Al-Suwaidi.

Pemeriksa dan pelatih sekolah, Abrar Al-Muhaisani menjelaskan bertugas melakukan tes usai pelatihan teoritis dan praktis, serta memastikan seorang peserta pelatihan lulus semua fase.

Salah satu perempuan pertama yang memperoleh surat izin mengemudi Saudi, Ahlam Al-Thunayan menilai keputusan kerajaan dikeluarkan pada saat yang tepat. "Itu berasal dari kepercayaan Raja Salman pada perempuan Saudi dan pentingnya memberdayakan mereka (perempuan)," jelasnya.

Ia mengatakan, sejarah telah menyaksikan pencapaian perempuan Saudi dan kontribusi terhadap perkembangan Arab Saudi di berbagai tingkatan. Dengan demikian, keyakinan pemimpin dalam peran perempuan menunjukkan, kontribusi masa depan mereka akan lebih besar.

Baca juga, Wanita Saudi di Balik Kemudi Mobil F1

Pengemudi Esra Abdul Rahman Al-Batti mengatakan keputusan kerajaan itu berdampak positif terhadap kehidupan wanita Saudi dan memotivasi mereka untuk menjadi lebih produktif. Sehingga, bisa berkontribusi terhadap kemakmuran ekonomi Saudi dan mencapai Visi 2030 yang bertujuan meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hingga 30 persen.

"Mengendarai mobil bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk melakukan pekerjaan," ujar Al-Batti.

Pengemudi Hanan Abdullah Al-Arfaj mengatakan pencabutan larangan mengemudi bagi wanita membantu perempuan menjadi lebih mandiri dan meningkatkan peran mereka dalam masyarakat, baik melalui memenuhi kebutuhan keluarga mereka atau berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja. "Saya mendorong semua perempuan untuk dilatih dan memperoleh lisensi mengemudi sehingga mereka dapat bergerak bebas tanpa membutuhkan sopir," ujar Al-Arfaj .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement