REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan ribu warga Amerika Serikat (AS) turun ke jalan dan berdemonstrasi di seluruh negeri pada Sabtu (30/6). Mereka turun ke jalan untuk menentang kebijakan imigrasi 'tak ada toleransi' yang diterapkan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kebijakan itu telah membuat lebih dari 2.000 anak dipisahkan dari keluarga mereka, yang melintasi perbatasan secara ilegal. Cuaca sangat panas yang mewarnai pusat kota Washington DC tidak menghentikan ribuan pengunjuk rasa membanjiri Lapangan Lafayette, yang menghadap ke sisi utara Gedung Putih.
Mereka meneriakkan "Kami peduli, jaga kesatuan keluarga" dan slogan-slogan lainnya bernada mengecam kebijakan keras Presiden Trump.
Di negara bagian New Jersey, ratusan orang berkerumun di sepanjang jalan, beberapa kilometer dari kompleks Lapangan Golf National Gold milik Trump, tempat sang presiden dan keluarganya sedang menghabiskan akhir pekan. Para pemrotes mengacungkan papan-papan dengan berbagai tulisan, antara lain yang berbunyi "Bahkan keluarga Trump berhak berkumpul" dan "Anda tahu di mana anak-anak kami?"
Penyelenggara demonstrasi mengatakan sekitar 630 aksi unjuk rasa "Families Belong Together" telah direncanakan berlangsung di seantero negeri dan Washington DC dijadikan tempat utama pelaksanaan. Aksi-aksi itu mengimbau masyarakat untuk tampil menentang kebijakan-kebijakan imigrasi Trump yang kontroversial.
Menurut kebijakan "tak ada toleransi" yang ditetapkan Trump, semua imigran yang tiba di wilayah AS secara ilegal harus diserahkan untuk diadili dan ditahan di bawah otoritas federal. Kebijakan itu juga menetapkan bahwa anak-anak, yang tiba bersama orang tua mereka, akan secara terpisah diserahkan kepada Departeman Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Selanjutnya anak-anak ini akan diberi tempat penampungan, atau dibawa ke rumah-rumah yatim piatu.
Sebagai hasil dari kebijakan garis keras itu, foto-foto anak-anak yang terlihat bingung dan dipisahkan dari keluarga-keluarga mereka beredar secara luas hingga menyulut kemarahan di dalam dan luar negeri.
Trump, yang menghadapi reaksi keras di dalam dan luar negeri, pada 20 Juni menandatangani keputusan presiden untuk menarik kebijakannya memisahkan keluarga, termasuk anak-anak. Namun, ia tidak mengacuhkan batasan waktu sah soal penahanan anak-anak.
Pemerintahan Trump pada Jumat mengumumkan bahwa pihaknya sekarang akan tetap menyatukan para keluarga selama lebih dari 20 hari. Menurut catatan pemerintah, lebih dari 2.300 anak telah dipisahkan dari keluarga-keluarga mereka setelah secara ilegal melintasi perbatasan di selatan antara AS dan Meksiko, dari 5 Mei hingga 9 Juni.