Senin 02 Jul 2018 12:01 WIB

KPK Malaysia Periksa Mantan Wakil Perdana Menteri Najib

Hamidi berjanji akan bekerja sama dengan MACC.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Ahmad Zahid Hamidi
Foto: EPA/FAZRY ISMAIL
Ahmad Zahid Hamidi

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Komisi Anti Korupsi Malaysi (MACC) memangil mantan wakil perdana menteri Ahmad Zahid Hamidi, Senin (2/7). MACC rencananya akan meminta keterangan Hamidi terkait dua unit mobil miliknya. Dia tiba di kantor MACC sekitar pukul 09.25 pagi waktu setempat. 

Seperti mengutip laman The Star, Ahmad Zahid Hamidi tiba di kantor MACC menggunakan SUV hitam. Dia datang sambil mengenakan batik oranye. Dia lantas melambaikan tangan pada jurnalis yang telah menuggu sambil masuk ke dalam gedung.

"Saya tidak tahu pertanyaan apa yang akan diajukan, tapi saya akan bekeja sama sepenuhnya dengan MACC," ujarnya dalam konferensi pers sehari sebelumnya.

Saat ditanya apakah pertemuannya juga terkait dengan akun-akun partai politik yang diblokir terkait 1MDB, ia mengatakan MACC tengah mencari informasi mengenai sejumlah isu. Isu ini termasuk yayasan keluarga miliknya yang dibangun untuk tujuan amal yang donaturnya berasal dari kerabat dekat.

Baca juga, Mahathir Tegaskan tidak akan Bekerja Sama dengan UMNO

MACC juga akan meminta keterangan Hamidi terkait aliran dana sebesar 800 ribu ringgit (Rp 2,8 miliar) yang  berasal dari sebuah yayasan. Uang itu disebut-sebut digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit dia dan istrinya.

Pria yang menjabat sebagai wakil perdana menteri saat era pemerintahan Najib Razak itu agaknya juga akan dimintai keterangan terkait pertemuan dirinya dengan seorang anggota kerajaan Arab Saudi. Najib diketahui menerima aliran dana dari kerajaan Arab saudi yang masuk ke rekening pribadinya.

Pada 22 Agustus 2015, Hamidi, yang berbicara pada pembukaan divisi Sri Gading Umno, mengatakan dia telah bertemu keluarga Arab Saudi yang menyumbangkan 700 juta dolar AS. Dana tersebut disalurkan ke akun pribadi Najib.

Seperti diketahi, pemerintah Malaysia tengah berupaya membongkar skandal korupsi yagn terjadi di perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Aktivitas ilegal itu menyebabkan perusahaan berplat merah itu merugi sebesar 14,4 miliar ringgit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement