REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Ibu Kota Tunis, Tunisia memiliki wali kota perempuan, Souad Abderrahim. Dia seorang tokoh terkemuka di Ennhada dari sebuah partai konservatif Muslim Democratic.
Dilansir di Asia News, Rabu (4/7), Abderrahim secara resmi dipilih oleh 26 anggota Dewan Kota Tunis. Ia mendapat lebih banyak suara daripada lawannya Kamel Idir dengan 22 anggota.
Mengusung dirinya sebagai orang yang independen, Abderrahim telah memenangkan 33,8 persen suara selama pemilihan kota pada awal Mei lalu. Sayangnya, pencalonannya itu tidak membuat semua orang senang, terutama bagi mereka yang menganggap jabatan wali kota lebih cocok diduduki seorang laki-laki karena adanya predikat syekh.
Aktif sejak masih mahasiswa pada 1980-an, Abderrahim terpilih menjadi anggota parlemen pada 2011 dengan mengalahkan 11 orang. Dalam partainya, wali kota Tunis yang baru dilihat sebagai simbol keinginan untuk membuka dan menerima nilai-nilai modern.
“Kami ingin memberikan hak perempuan Tunisia. Saya menganggap ini sebagai sumber kebanggaan bagi wanita Tunisia,” ujar Abderrahim.
Pemilihan wali kota itu disebut sebagai tonggak utama transisi Tunisia menuju demokrasi. Setelah, beberapa dekade pemerintahan otoriter berakhir pada pemberontakan 2011 yang menggulingkan presiden Zine el-Abidine Ben Ali. Lebih dari 57 ribu kandidat mencalonkan diri untuk jabatan di 350 kotamadya dengan lebih dari 7.200 posisi yang diperebutkan. Sekitar 50 persen dari jumlah total kandidat itu adalah perempuan dan anak muda.