Senin 30 Jul 2018 12:19 WIB

Israel Deportasi Seniman Italia Pembuat Mural Ahed Tamimi

Tamimi merupakan simbol perlawanan pendudukan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ahed Tamimi dipeluk sanak saudaranya saat kedatangannya di Tepi Barat dekat Ramallah, Ahad (29/7). Tamimi dan ibunya dibebaskan tentara Israel setelah menjalankan delapan bulan penjara.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Ahed Tamimi dipeluk sanak saudaranya saat kedatangannya di Tepi Barat dekat Ramallah, Ahad (29/7). Tamimi dan ibunya dibebaskan tentara Israel setelah menjalankan delapan bulan penjara.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kepolisian Israel mendeportasi dua seniman Italia pembuat mural wajah Ahed Tamimi di tembok pemisah di Tepi Barat. Tamimi merupakan remaja Palestina berusia 17 tahun yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel.

"Sebagai hasil dari penyelidikan yang dilakukan polisi perbatasan, kasus warga Italia dipindahkan ke otoritas migrasi, di mana keputusan dibuat pada sidang untuk membatalkan hak mereka tinggal di Israel dan memberi mereka 72 jam untuk meninggalkan negara ini," kata layanan pers polisi Israel dikutip laman Sputnik, Senin (30/7).

Salah satu seniman Italia itu diketahui bernama Jorit Agoch. Ia ditangkap bersama temannya pada Sabtu (28/7), setelah melukis wajah Tamimi berukuran sekitar empat meter di tembok pemisah di Tepi Barat.

Tamimi telah dijadikan sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel. Hal itu terjadi sejak video Tamimi yang menampar seorang tentara Israel di depan rumahnya di Tepi Barat pada Desember tahun lalu viral.

Setelah video itu beredar luas dan menuai banyak simpati masyarakat, Tamimi ditangkap otoritas keamanan Israel. Ia kemudian dijatuhi hukuman delapan bulan penjara oleh pengadilan militer Israel. Namun, Tamimi telah bebas pada Ahad (29/7).

Ia telah pulang ke rumahnya di desa Nabi Saleh di Tepi Barat. Kepulangannya disambut sukacita puluhan warga di sana. Di hadapan mereka, Tamimi menyatakan perlawanan terhadap pendudukan Israel akan terus ia lakukan. "Perlawanan akan terus berlangsung hingga pendudukan berakhir," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement