Sabtu 18 Aug 2018 02:16 WIB

Tentara Israel Bunuh Dua Demonstran Palestina

Sejak 30 Maret, tercatat 170 warga Palestina terbunuh saat melakukan protes

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana, File
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tentara Israel membunuh dua warga Palestina dan melukai puluhan warga lainnya yang sedang protes terkait perbatasan Gaza pada Jumat (17/8). Setelah lebih dari empat bulan berlangsung gelombang konfrontasi, pekan ini Israel memperlunak pengepungannya di perbatasan Jalur Gaza.

Sekitar 20 ribu orang warga Palestina melakukan unjuk rasa dekat pagar perbatasan Gaza pada Jumat. Saksi mata mengatakan, puluhan orang mendekati pagar perbatasan dengan membawa ban yang terbakar.

Petugas medis mengatakan, tembakan tentara Israel waktu itu menewaskan dua orang Palestina yang sedang unjuk rasa dekat perbatasan. Mereka juga melukai sekitar 270 warga Palestina, 50 orang di antaranya terluka oleh peluru tajam.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, pasukan Israel telah menanggapi demonstran dengan cara membubarkan kerumunan. Tujuannya untuk mencegah demonstran melanggar perbatasan. Dilansir dari Reuters, Jumat (17/8).

Kematian dua warga Palestina hari ini telah menambah jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel sejak 30 Maret 2018. Yakni sejak protes rutin setiap Jumat digelar warga Palestina. Sebanyak 170 warga Palestina dikabarkan telah terbunuh saat protes. Warga Palestina yang protes mendesak dan meminta hak atas tanah milik orang Palestina yang diambil Israel saat perang tahun 1948.

Di tempat terpisah, polisi Israel mengatakan, mereka diserang oleh seorang pria bersenjata pisau saat keluar dari kompleks perumahan Yerusalem Masjid Al Aqsa pada Jumat. Kemudian polisi Israel menembak pria bersenjata tersebut. Pernyataan polisi Israel itu tidak memberi tahu kondisi pria bersenjata. Dia menggambarkan pria bersenjata pisau itu seperti penduduk Kota Arab Israel simpatisan Palestina.

Sebelumnya, Israel mengizinkan barang-barang komersial kembali ke Jalur Gaza pada Rabu (15/8) setelah blokade jalur penyeberangan selama sebulan. Akan tetapi, Israel tetap melarang ban dan balon masuk Gaza.

Di jalur Kerem Shalom, kiriman buah-buahan dan sayuran, bahan bakar, dan bahan konstruksi masuk ke Gaza pada Rabu pagi. Israel mengumumkan pada Selasa (14/8) bahwa mereka akan mencabut larangan barang-barang komersial yang diberlakukan pada 9 Juli lalu.

Larangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran balon-balon pembakar dari warga Palestina di seberang perbatasan. Menurut Israel, insiden itu telah membakar lahan pertanian dan hutan di Israel selatan.

Kepala persatuan nelayan Gaza mengatakan Israel juga memperluas zona penangkapan bagi nelayan Gaza, dari tiga hingga sembilan mil laut di lepas pantai selatan. Zona tersebut juga diperluas ke enam mil laut di utara, sebuah wilayah yang lebih dekat dengan perbatasan Israel.

Seorang pejabat perbatasan Palestina mengatakan pembatasan pada impor barang-barang komersial seperti balon dan ban tetap berlaku. Israel mengatakan barang-barang itu bisa digunakan untuk tujuan militer.

"Selama penduduk Israel menikmati keamanan dan ketenangan, Anda, penduduk Gaza, akan mendapat manfaat. Jika kekerasan berlanjut, Anda akan menjadi yang pertama kalah," kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman dalam pernyataan yang disiarkan di Radio Angkatan Darat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement