REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif mengatakan mimpi Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkan kembali pemerintahan Iran tidak akan berhasil. Hal itu ia ungkapkan pada Ahad (19/8), yakni ketika Iran memperingati 65 tahun kudeta Mohammed Mossadegh.
“Hari ini 65 tahun yang lalu, AS menggulingkan pemerintahan demokratis Dr. Mossadegh, memulihkan kediktatoran dan menundukkan Iran selama 25 tahun ke depan. Sekarang sebuah action group bermimpi melakukan hal yang sama melalui tekanan, disinformasi, hasutan. Tak akan pernah lagi,” kata Zarif melalui akun Twitter-nya.
AS diketahui telah membentuk sebuah kelompok bernama Iran Action Group. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kelompok tersebut akan diisi dengan negara-negara yang memiliki cara pandang dan pemahaman selaras terkait ancaman Iran. Nantinya kelompok itu yang akan memberi tekanan kepada Iran, termasuk melalui sanksi.
Iran Action Group dipimpin oleh Brian Hook. Ia merupakan tokoh yang membidangi masalah Iran di Kementerian Luar Negeri AS. Hook juga menjabat sebagai direktur perencanaan kebijakan di lembaga tersebut.
Hook mengatakan dibentuknya Iran Action Group tidak dimaksudkan untuk memperingati 65 tahun penggulingan mantan perdana menteri Iran Mohammad Mossadegh. Menurutnya, pembentukan kelompok Iran Action Group bersamaan dengan peringatan penggulingan Mossadegh hanya kebetulan belaka.
Mossadegh adalah pemimpin yang dikenang dan dikagumi masyarakat Iran. Ketika menjabat sebagai perdana menteri pada 1951-1953, ia memutuskan menasionalisasi semua tambang minyak yang berada di Iran. Hal itu dilakukan dengan tujuan mengembalikan kekayaan negaranya untuk rakyatnya sendiri.
Namun tindakan Mossadegh membuat resah Barat, seperti Inggris dan AS. Badan intelijen Inggris dan CIA kemudian menyusun strategi untuk menggulingkan Mossadegh dari takhtanya. Pada 18 Agustus 1953, kelompok militer Iran, dengan dukungan AS dan Inggris, melancarkan kudeta dan berhasil menumbangkan Mossadegh.
Setelah peristiwa tersebut, Mossadegh ditangkap dan dipenjara selama tiga tahun. Ia meninggal dalam status tahanan rumah pada Maret 1967. Pascakudeta, Iran dipimpin oleh tokoh yang mampu dikontrol AS dan Inggris, yakni Mohammad Reza Pahlevi. Guna menjaga kekuasaannya, Pahlevi menjalankan pemerintahannya secara despotik dan menenggelamkan masyarakat Iran dalam kesengsaraan.