Rabu 29 Aug 2018 22:43 WIB

Sekolah untuk Pengungsi Palestina Kembali Beroperasi

UNRWA sempat ragu mengoperasikan kembali sekolah karena AS memangkas bantuan.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
 Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang guru Palestina mengajar di sebuah sekolah di Khan al-Ahmar, Tepi Barat, pada Ahad (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mulai mengoperasikan kembali sekolah di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Rabu (29/8).

UNRWA sempat ragu sekolah dapat beroperasi kembali karena AS memotong bantuannya pada tahun ini. UNRWA mengatakan mereka kekurangan dana untuk membayar 22 ribu guru di sekolahnya di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

"Kami sangat bertekad untuk menjaga agar sekolah-sekolah ini tetap terbuka," ujar Komisaris Jenderal UNRWA, Pierre Krahenbuhl,  kepada wartawan di sebuah sekolah khusus perempuan di kamp pengungsian Tepi Barat, Jalazone .

AS awal tahun ini memangkas bantuannya ke UNRWA menjadi 60 juta dolar AS dari yang dijanjikan 350 juta dooar AS. Menurut AS, UNRWA perlu melakukan reformasi  dan menyerukan kepada Palestina untuk memperbarui perundingan perdamaian dengan Israel.

Dua pekan lalu, Krahenbuhl mengatakan sekolah akan dibuka sesuai jadwal  karena agensi tersebut telah menerima 238 juta dolar AS dalam kontribusi tambahan sejak awal tahun.

Di sekolah Jalazone, ia mengatakan Qatar dan Uni Emirat Arab menyediakan masing-masing 50 juta dolar AS. UNRWA berharap menerima 50 juta dolar AS lainnya yang diumumkan oleh Arab Saudi. Tetapi pada saat itu UNRWA masih kekurangan 200 juta dolar AS.

Krahenbuhl mengatakan sekolah-sekolah UNRWA di Yordania, Suriah dan Lebanon, akan dibuka awal pekan depan sesuai rencana.

UNRWA didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama, yang menyebabkan 700 ribu orang Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka. Ini membantu sekitar lima juta pengungsi Palestina, yang melarikan diri akibat konflik.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement