Kamis 06 Sep 2018 02:10 WIB

Dua Warga Rusia Jadi Tersangka Racun Saraf Novichok

Diduga keduanya merupakan bagian dari intelijen Rusia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Teguh Firmansyah
Serangan racun novichok
Foto: republika
Serangan racun novichok

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dua warga Rusia ditetapkan sebagai tersangka dalam percobaan pembunuhan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Kedua tersangka yang menggunakan nama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, diduga merupakan petugas satuan intelijen militer Rusia.

Markas kepolisian wilayah Inggris, Scotland Yard, menyebut mereka memiliki cukup bukti untuk menetapkan kedua warga Rusia itu sebagai tersangka.

Sebelumnya, mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia diracuni menggunakan racun saraf Novichok pada Maret lalu. Detektif Sersan Nick Bailey juga jatuh sakit setelah menangani insiden di Salisbury itu.

Polisi juga menghubungkan kasus ini dengan insiden keracunan yang menyerang Dawn Sturgess dan Charlie Rowley di sebuah rumah di Amesbury, sekitar delapan mil dari Salisbury pada Juni lalu. Diduga ia juga kena racun Novichok.

Sturgess meninggal di rumah sakit pada 9 Juli. Sementara Rowley berhasil selamat dan keluar dari rumah sakit pada 20 Juli.

Berdasarkan data yang ditemukan oleh intelijen Inggris, Perdana Menteri Britania Raya Theresa May menyimpulkan bahwa mengatakan pemerintah telah menyimpulkan, bahwa kedua tersangka adalah bagian dari GRU, badan intelejen terbesar Rusia.

Baca juga, Warga Inggris Positif Terkena Racun Saraf Novichok.

Theresa meyakini bahwa pembunuhan itu bukanlah operasi kejahatan, melainkan bisa dipastikan atas persetujuan para pejabat Rusia. "Kami sekarang harus meningkatkan upaya kolektif kami khususnya terhadap GRU," kata Theresa dikutip BBC.

Theresa mengecam serangan pembunuhan itu dan berjanji akan mengerahkan seluruh aparat keamanan nasional untuk melawan ancaman yang berasal dari Rusia. Kedua tersangka diyakini telah menggunakan identitas samaran. Mereka diperkirakan berusia 40 tahun dan bepergian dengan paspor Rusia.

Pihak kerajaan Inggris sendiri tidak mengajukan permohonan ke Rusia untuk menindak kedua tersangka. Namun, Surat Perintah Penangkapan Eropa telah diperoleh jika kedua tersangka bepergian ke wilayah Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement