Ahad 09 Sep 2018 08:49 WIB

Donald Trump Potong Bantuan untuk Rumah Sakit Palestina

Dana bantuan yang dipotong oleh Trump mencapai 25 juta dolar AS

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan Departemen Luar Negeri AS memotong bantuan kepada Palestina yang disalurkan untuk rumah sakit di Yerusalem Timur. Trump meminta dana bantuan sebesar 25 juta dolar AS untuk dialokasikan ke bidang lainnya.

Trump sudah meminta adanya peninjauan ulang bantuan AS kepada Palestina pada awal tahun ini. Ia meminta dana bantuan tersebut dihabiskan sesuai dengan kepentingan nasional AS dan memberikan nilai yang berarti bagi warga Negeri Paman Sam.

"Berdasarkan hasil review tersebut, atas arahan Presiden, kami akan mengalihkan dana sekitar 25 juta dolar AS yang awalnya untuk rumah sakit di Yerusalem Timir, dana tersebut akan digunakan ke projek prioritas tinggi lainnya," kata Departemen Luar Negeri AS, Ahad (9/9).

Pemotongan dana bantuan ini menjadi serangkaian tindakan Trump untuk mengasingkan Palestina. Sebelumnya Trump juga mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Israel dengan memindahkan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Langkah ini mengubahkan kebijakan lama Amerika Serikat. Kebijakan-kebijakan Donald Trump ini juga mendorong pemimpin-pemimpin Palestina  memboikot Jared Kushner, penasihat senior Trump yang bertanggung jawab untuk menciptakan perdamaian di Palestina.

Akhir bulan lalu, pemerintahan Trump juga mengatakan akan memotong dana bantuan ekonomi ke Palestina untuk program di Tepi Barat dan Gaza. Pada akhir bulan Agustus lalu pemerintahan Trump juga telah memangkas dana bantuan kepada badan khusus PBB untuk membantu pengungsi Palestina (UNRWA).

Washington telah memotong dana bantuan untuk pengungsi Palestina sebesar 60 juta dolar AS. Para pengungsi Palestina juga sudah bereaksi atas berbagai pemotongan dana bantuan ini. Mereka telah memperingkatkan pemotongan dana bantuan akan mengakibatkan naiknya angka kemiskinan, kemarahan dan instablitas di Timur Tengah.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan pemotongan dana bantuan ini menjadi salah satu rencana Amerika untuk menghancurkan Palestina. Pemotongan berbagai dana bantuan akan mengancama ribuan warga Palestina dan ratusan karyawan rumah sakit.

"Ini membahayakan dan ketidakadilan Amerika telah melanggar garis batas dan dianggap sebagai serangan melawan rakyat Palestina," kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

Rumah Sakit Amal Islam Al Makassed mengeluarkan pernyataan bahwa pemotongan bantuan tersebut akan membuat rumah sakit mengalami krisis sebagai akibat dari tidak adanya aliran bantuan finansial. Hal ini juga membuat pemerintah Palestina harus kembali terlilit hutang.

Rumah Sakit Al Makassed sudah menerima bantuan Amerika sebesar 12,5 juta dolar untuk merawat pasien dari Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur. CEO Rumah Sakit Makasesed Dr. Bassam Abu Libdeh pun mempertanyakan keputusan Donald Trump ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement