Kamis 27 Sep 2018 17:56 WIB

Israel Ingin Pegang Kendali Keamanan dalam Solusi Damai

Israel tidak akan melepaskan kontrol keamanan di barat Yordania.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Gali Tibbon
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel harus mempertahankan kontrol keamanan dalam setiap kesepakatan damai dengan Palestina. Hal itu dia sampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tetap mendukung solusi dua negara Israel-Palestina.

“Saya ingin rakyat Palestina memiliki wewenang untuk memerintah diri mereka sendiri tanpa wewenang untuk menyakiti kami,” ujar Netanyahu pada Rabu (26/9), dikutip laman Al Araby.

Ia menegaskan Israel tidak akan melepaskan kontrol keamanan di sebelah barat Yordania. “Itu tidak akan terjadi selama saya menjadi perdana menteri dan saya pikir Amerika memahami hal tersebut,” kata Netanyahu.

Saat bertemu Netanyahu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, Trump, untuk pertama kalinya menyatakan secara eksplisit bahwa dirinya mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina. “Itulah yang menurut saya paling berhasil, itulah perasaan saya,” ucap Trump.

Saat menghadiri sidang Majelis Umum PBB, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menggelar pertemuan dengan sejumlah negara yang menjadi mitra Palestina. Pertemuan itu digelar dalam rangka mengoordinasikan upaya dan mengatasi ancaman terhadap solusi dua negara Palestina-Israel.

Dengan tidak adanya proses politik yang kredibel dan bermakna, negara Palestina harus mengambil inisiatif untuk melindungi solusi dua negara serta melindungi integritas hukum internasional dengan bekerja dan mengoordinasikan upaya serta posisi dengan mitra internasional," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.

Perundingan solusi dua negara Palestina-Israel telah macet sejak 2014. Seiring berjalannya waktu, solusi dua negara semakin terancam eksistensinya. Penyebab utamanya adalah kian masifnya pembangunan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Prospek keberhasilan solusi dua negara kian menyusut saat AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Palestina diketahui mendambakan Yerusalem Timur unutk menjadi ibu kota masa depan mereka.

Baca: Netanyahu Bertemu Al-Sisi di Sela Sidang PBB

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement