REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Istri dari Presiden Interpol yang hilang Meng Hongwei tak yakin suaminya masih hidup. Sejak menghilang pada 25 September lalu ketika mengunjungi Cina, Hongwei tak memberi kabar apapun kepada keluarganya.
Sang istri Grace Meng mengatakan suaminya adalah korban dari 'persekusi politik' setelah dengan sengaja dihilangkan oleh otoritas negara. Hampir sebulan Hongwei menghilang ketika dirinya pergi dari Lyon, Perancis untuk mudik ke kampung halamannya.
Laman Independent melaporkan otoritas Cina telah mengonfirmasi bahwa Hongwei ditahan atas dugaan penyuapan. Interpol juga telah menerima surat keterangan pengunduran diri Hongwei.
"Aku tidak yakin dia masih hidup. Mereka kejam. Mereka kotor. Kejadian ini menunjukkan mereka bisa melakukan apa saja. Aku tidak bisa membayangkan. Tidak ada batasan," ungkap Grace Meng.
Selama wawancara dengan BBC, wanita ini juga mengatakan anak-anak merindukan sang ayah yang tak kunjung pulang. Grace sendiri mengaku menerima ancaman setelah suaminya menghilang. "Panggilan di seberang telepon berbicara demikian 'Jangan bicara, dengarkan saja. Dua tim untukmu.' Dua tim tersebut menyasar aku di Perancis," tutur Grace Meng.
Sebelumnya Hongwei disebut mengirimkan pesan kepada Grace berupa emoji bergambar pisau dan tanda bahaya. Pesan singkat itu dikirimkan sesaat sebelum sambungan telepon Hongwei terputus.
Hongwei yang terpilih menjadi Kepala Interpol pada 2016 adalah figur publik terbaru yang terjerat pembersihan anti korupsi yang dilakukan pemerintah Cina. Selain menjabat sebagai Kepala Interpol, dia juga duduk sebagai Wakil Menteri Keamanan Publik di Cina.