Ahad 21 Oct 2018 06:11 WIB

Miliarder Afrika Diculik, Keluarga Tawarkan Hadiah Rp 6,6 M

Miliarder Afrika Mohammed Dewji diculik sepekan lalu

Penculikan, ilustrasi
Foto: duniaibuanak.co.in
Penculikan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DAR ES SALAAM -- Mohammed Dewji, yang masuk dalam daftar anak muda terkaya di Afrika diculik di jalan di luar hotel megah di Tanzania. Pihak kepolisian Tanzania mengatakan pada Sabtu (20/10) bahwa sang miliarder  telah kembali ke rumah dengan selamat setelah diculik sepekan lalu.

Dewji berusia 43 tahun dan adalah pimpinan METL Group. Forbes memperkirakan kekayaannya senilai 1,5 miliar dolar AS dan membuatnya pria terkaya ke-17 dan miliarder termuda.

Keluarga Dewji telah menawarkan hadiah 1 miliar shilling Tanzania atau setara 440 ribu dolar AS (setara Rp 6,6 miliar) bagi informasi yang mengarah kepada pembebasannya. Namun, tak diketahui jelas berapa banyak uang tebusan yang dituntut para penculiknya.

"Saya sudah kembali dengan selamat," demikian dinyatakan METL Group yang mengutip dia di Twitter, tanpa memberi rincian lebih lanjut tentang bagaimana dia dibebaskan atau lepas dari para penculiknya.

Perusahaan itu juga mengutipnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang sudah bekerja bagi pembebasannya, termasuk kepolisian.

Dewji pernah menjadi anggota parlemen. Penculikannya telah menimbulkan kekhawatiran di negara Afrika Timur itu karena dia adalah salah seorang pengusaha terkemuka.

METL Group bergerak di berbagai usaha mulai dari manufaktur, perkebunan, transportasi, prasarana, pemrosesan pertanian dan telekomunikasi di 11 negara Afrika.

Lazaro Mambosasa, panglima kepolisian Dar Es Salaam, mengatakan kepada Reuters bahwa Dewji dilepaskan oleh para penculiknya di kawasan Gymkhana kota itu sekitar pukul 2:30 pagi waktu setempat. Sebelum diculik, Dewji bermaksud melakukan olahraga pagi di Dar Eas Salaam, ibu kota komersial Tanzania pekan lalu.

Menurut Mambosasa, Dewji telah disekap di sebuah rumah di satu kawasan tempat polisi melakukan pencarian sebagai bagian dari investigasi rumah-ke-rumah. "Kaki dan tangannya diikat dan wajahnya ditutup sehingga ia tak bisa melihat. Dia tidak dapat mengenali para penculik selama dalam masa penculikan," ujar Mambosasa.

Ia menambahkan, Dewji tak mengalami cedera kecuali tangan dan kakinya memar akibat diikat. "Dia mengatakan kepada kami bahwa mereka memperlakukannya sangat baik dan memberinya makan," kata dia.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement