REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump melakukan percakapan telepon pada Ahad (21/10) kemarin. Kantor Pers Presiden Turki pada Senin (22/10) pagi mengatakan keduanya membahas mengenai terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Menurut satu pernyataan resmi yang disampaikan Kantor Pers Presiden, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu, Erdogan dan Trump sepakat bahwa diperlukan penjelasan dalam segala aspek mengenai kasus Khashoggi. Kashoggi terakhir kali terlihat pada 2 Oktober, ketika ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Setelah berhari-hari Arab Saudi membantah mengetahui keberadaan Khashoggi, pada Sabtu (20/10) kemarin Riyadh menyatakan Khashoggi meninggal dalam perkelahian di dalam Konsulat. Pada hari hilangnya Khashoggi, 15 warga negara Arab Saudi, termasuk para pejabat, diketahui tiba di Istanbul dengan menggunakan dua pesawat.
Beberapa sumber di Kepolisian Turki mengatakan bahwa 15 warga negara Arab Saudi itu mengunjungi Konsulat saat Khashoggi juga berada di dalamnya. Semua orang yang diidentifikasi tersebut sejak itu telah meninggalkan Turki.
Satu tim gabungan Turki-Arab Saudi menyelesaikan penyelidikan mengenai kasus tersebut pada Kamis, setelah menggeledah kediaman konsul jenderal serta Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Presiden Erdogan pada Ahad (21/10) pagi mengatakan ia akan mengeluarkan satu pernyataan pada Selasa (23/10) besok mengenai terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi, selama pertemuan kelompok partainya di parlemen.
Sumber itu juga mengatakan kedua pemimpin tersebut mengadakan percakapan termasuk kasus pastur Andrew Brunson, kerja sama dalam memerangi terorisme dan peta jalan mengenai Manbij, Suriah.