Senin 03 Dec 2018 08:42 WIB

Turki Keluarkan Peringatan Perjalanan ke Prancis

Aksi protes massal pajak bahan bakar melanda Prancis selama dua pekan terakhir

Pesawat di atas landasan Bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis
Foto: AFP
Pesawat di atas landasan Bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki pada Ahad (2/12) memperingatkan warganya yang melakukan perjalanan ke Prancis. Peringatan ini dikeluarkan Kemenlu Turki sehubungan dengan protes rusuh yang berlangsung di Paris dan di seluruh negara Eropa tersebut.

Peringatan itu, yang disiarkan di jejaring resminya, menyarankan warganya yang tinggal di Prancis dan akan bepergian ke negara Eropa tersebut agar menghindari daerah demonstrasi, dan tidak berada di tempat yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

Kementerian itu juga meminta warga negara Turki agar berhati-hari saat bepergian ke Prancis. "Agar mengikuti berita lokal, mengikuti peringatan lebih lanjut dari Pemerintah prancis, kementerian kami, dan kedutaan besar kami di Paris," kata Kemenlu Turki dalam pernyataan resminya.

Ribuan pemrotes rompi kuning telah berkumpul di Paris dan beberapa kota besar selama dua pekan terakhir untuk memprotes pajak bahan bakar kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Demonstran, yang biasanya hidup di daerah pedesaan karena harga sewa yang tinggi di pusat kota, telah menuntut Macron agar mengurangi pajak bahan bakar dan membuat pengaturan ekonomi yang akan meringankan hidup mereka.

Polisi Prancis pada Sabtu menindas pemrotes di seluruh Champs-Elysees Street, yang terkenal, di Ibu Kota Prancis, Paris, dengan menggunakan gas air mata dan mobil penyemprot air. Demonstran menyerukan pengunduran diri Macron dan menyemprotkan slogan yang menyerang Macron di tembok.

Sebagian demonstran berusaha menerobos penghalang keamanan ke Elysee Palace tapi polisi menghalangi mereka dengan menggunakan gas air mata, kata Kantor Berita Anadolu. Jalan-jalan di beberapa kota besar ditutup untuk lalu-lintas.

Menurut Pemerintah Prancis, sebanyak 5.500 pemrotes berpawai di jalan-jalan di Paris. Sejauh ini, dua orang telah tewas dan 890 orang cedera, sementara 158 di antara mereka adalah petugas keamanan, serta 1.081 orang telah ditahan dan sembilan pemrotes dijatuhi hukuman penjara selama empat bulan berkaitan dengan demonstrasi selama lebih dari dua pekan.

Presiden Prancis tersebut memperingatkan bahwa pelaku kerusuhan dalam protes yang berlangsung di Paris akan dihukum. Menurut satu survei yang dilakukan di negeri itu, 84 persen warga negara Prancis mendukung pemrotes rompi kuning, kebanyakan dari kelompok kelas menengah.

Di Prancis, harga bahan bakar telah meningkat sampai lebih dari 20 persen dalam satu tahun belakangan ini.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement