REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina siap melaksanakan gencatan perang tarif dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu dinyatakan di tengah polemik penangkapan pejabat keuangan perusahaan telekomunikasi Cina, Huawei, Meng Wanzhou.
Juru bicara Kementerian Perdagangan Cina Gao Feng mengatakan pembicaraan selama 90 hari dengan AS, di mana kedua belah pihak telah setuju menunda kenaikan tarif selama periode tersebut, akan dimulai pada barang-barang pertanian, energi, dan mobil. Ketika dikonfirmasi apakah Beijing berjanji membeli barang-barang AS dalam waktu dekat, Gao tak menjawab secara tegas. Ia hanya menjawab pemerintah akan segera menerapkan konsensus yang tercapai pada produk pertanian, mobil, dan energi. Ia tak menyinggung apa pun tentang pembelian.
Gao hanya mengutarakan keyakinannya bahwa Cina dapat merumuskan kesepakatan perdagangan dengan AS. "Cina penuh percaya diri mencapai kesepakatan dalam 90 hari ke depan," ujarnya.
Cina dan AS sepakat menangguhkan kenaikan tarif impor terhadap produk perdagangan masing-masing setelah Donald Trump bertemu Xi Jinping di KTT G-20 di Argentina pekan lalu. Penangguhan dilakukan selama 90 hari.
Saat penangguhan dilakukan, kedua belah pihak akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan. Para ahli perdagangan menilai, 90 hari adalah waktu yang terbatas untuk menyelesaikan perselisihan terkait teknologi, industri negara, dan isu-isu terkait lainnya yang telah merenggangkan hubungan Washington dengan Beijing.
Di tengah waktu yang terbatas, pejabat tinggi perusahaan Huawei Meng Wanzhou ditangkap otoritas Kanada. Meng dilaporkan akan diekstradisi ke AS karena dituduh melakukan pelanggaran perdagangan berupa pengiriman produk ke Iran.
Kedutaan Besar Cina di Kanada mengecam penangkapan Meng. "Cina sepenuhnya menentang dan memprotes tindakan semacam ini, di mana hak asasi manusia korban telah dilanggar," katanya.
Baca: Kanada Tangkap Petinggi Huawei