Selasa 11 Dec 2018 15:01 WIB

Militer AS Hentikan Pencarian Lima Marinir yang hilang

Seluruh awak dinyatakan meninggal dunia.

Rep: Marniati/ Red: Friska Yolanda
Foto udara pencarian lima marinis yang hilang di laut lepas Jepang. Pencarian resmi dihentikan dan kelima awak yang hilang dari pesawat pengisian bahan bakar KC-130 Hercules secara resmi dinyatakan meninggal.
Foto: AP
Foto udara pencarian lima marinis yang hilang di laut lepas Jepang. Pencarian resmi dihentikan dan kelima awak yang hilang dari pesawat pengisian bahan bakar KC-130 Hercules secara resmi dinyatakan meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Militer Amerika Serikat (AS) pada Selasa (11/12) mengakhiri pencarian lima Marinir yang hilang di laut lepas Jepang. Marinir itu hilang saat dua pesawat Korps Marinir  kecelakaan selama latihan pengisian bahan bakar dari pesawat ke pesawat pada 6 Desember lalu. 

Kelima awak yang hilang dari pesawat pengisian bahan bakar KC-130 Hercules secara resmi dinyatakan meninggal. "Kami tahu keputusan sulit ini dibuat setelah semua sumber daya habis dalam pencarian untuk Marinir kami. Pikiran kita berat dan doa kita bersama semua keluarga dan teman-teman dari kelima marinir," kata Letnan Kolonel Mitchell Maury, Komandan Korps Transportasi Udara Angkatan Laut AS (USMC), dalam sebuah pernyataan.

Dua pilot laut menerbangkan jet tempur F / A-18 Hornet dan lima anggota awak di atas KC-130 Hercules hilang di perairan sekitar 320 km di lepas pantai Jepang setelah kecelakaan. Salah satu dari dua pilot Hornet yang ditemukan oleh tim penyelamat dalam keadaan tewas. Yang lainnya terluka.

Tim penyelamat tidak menemukan kru Hercules. Kedua pesawat terbang dari bandar udara Iwakuni USMC di Jepang.

Kecelakaan itu menambah daftar panjang kecelakaan penerbangan militer AS di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Serentetan insiden telah mendorong Kongres untuk mengadakan dengar pendapat dalam mengatasi kekhawatiran akan korban tewas dan peralatan miiliter yang digunakan. Kongres juga menyoroti modernisasi yang tertunda, kurangnya pelatihan, dan peralatan militer yang sudah tua.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement