REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang penumpang perempuan asal Kongo turun dari pesawat dengan 'tentengan' yang tak terduga. Ia melahirkan putranya selama penerbangan ke Istanbul, Turki.
Poin utama
• Penumpang perempuan itu melahirkan lebih awal, tiga jam setelah penerbangan lepas landas
• Suaminya, seorang dokter, membantu kelahiran dengan bantuan awak kabin
• Kelahiran yang selamat berarti penerbangan bisa melanjutkan rute yang direncanakan, mendarat empat jam setelah bayi lahir
Musuamba Michoukayembe merasa rileks ketika ia naik pesawat. Ia tak mengharap bayinya lahir sampai nanti akhir Desember.
Tetapi tiga jam setelah penerbangan dari ibu kota Gabon, Libreville, ia merasakan sakit di perutnya. Ketika rasa sakit itu berlanjut, jelas perempuan berusia 21 tahun itu sedang bersalin. Awak kabin beraksi untuk mempersiapkan proses persalinan di udara.
Mereka membersihkan bagian belakang pesawat untuk membuat ruang persalinan darurat dan dipandu oleh suami Musuamba, yang merupakan seorang dokter. "Ini adalah momen yang indah bagi kami," kata awak kabin, Fatma Akyuz, kepada situs berita Turki, Hurriyet.
"(Kami) naik dengan 144 penumpang, tetapi mendarat dengan 145 penumpang," katanya.
Meskipun jauh dari rumah sakit, persalinan itu sukses. Sang ibu dan anak dalam kondisi baik setelah proses tersebut.
Pilot Alper Akkaya meminta pendaratan prioritas, tetapi mengatakan tak perlu mengalihkan penerbangan ke bandara lain. "Karena (kelahirannya) sehat, kami melanjutkan penerbangan empat jam kami," katanya.
Awak kabin membersihkan bayi laki-laki itu setelah tali pusarnya dipotong, dengan pramugari bergantian memegang bayi yang baru lahir. Bayi laki-laki itu bernama Bennel.
Keluarga itu dibawa ke rumah sakit setelah pesawat mendarat di Istanbul. Ibu dan bayi dilaporkan dalam kondisi baik. Mereka dijadwalkan terbang ke San Francisco dari Istanbul, namun rencana perjalanan mereka tertunda oleh insiden yang tak terduga ini.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.