REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah laporan pemerintah Cina menyatakan, populasi penduduk Cina akan mencapai puncak pada 2029. Angka itu mencapai 1,44 miliar penduduk sebelum jumlahnya terus menurun.
Akademi Ilmu Sosial China (CASS) mempelajari bahwa Negeri tirai bambu itu harus menerapkan kebijakan jangka panjang untuk menangani jumlah tenaga kerja yang lebih kecil dan populasi yang lebih tua.
"Dari sudut pandang teoretis, penurunan populasi jangka panjang, terutama ketika disertai dengan populasi yang terus menua, pasti akan menimbulkan konsekuensi sosial dan ekonomi yang sangat tidak menguntungkan," kata laporan seperti dikutip BBC, Ahad (6/1).
Perkiraan dari perserikatan bangsa-banga (PBB) terbaru juga mencatat Cina akan memiliki populasi pada angka 1,41 miliar. Pada 2015, negara terpadat di dunia itu telah mengakhiri kebijakan satu anak dalam upaya untuk mengatasi masalah kependudukan.
Studi tersebut dimuat dalam Buku Hijau Penduduk dan Tenaga Kerja CASS. Jumlah populasi yang bekerja kini mandek, sehingga dengan tingkat kelahiran yang rendah, akan menyebabkan masalah lebih lanjut.
Pada pertengahan abad ini, populasi Cina diperkirakan akan turun menjadi 1,36 miliar yang menyebabkan pada penurunan jumlah tenaga kerja mendekati angka 200 juta penduduk. Studi menunjukkan, jika tingkat kelahiran tetap rendah, populasi penduduk Cina dapat turun hingga 1,17 miliar pada 2065. Studi itu juga memperkirakan kenaikan tingkat populasi ketergantungan, yang berarti proporsi orang yang tidak bekerja yakni orang tua dan anak-anak.
Sementara, melonggarkan kebijakan satu anak akan membantu untuk jangka panjang. Dalam jangka pendeknya, itu akan menciptakan lebih banyak tanggungan. Pada perkiraan sebelumnya menunjukkan populasi lansia Cina mencapai 400 juta pada 2035, naik dari 240 juta pada 2017.