Kamis 20 Apr 2023 15:45 WIB

Media Cina Kritik Barat yang Terus Serang Penurunan Populasi

India menyalip Cina sebagai negara terpadat di dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
File foto warga yang mengenakan masker wajah mengunjungi jalan perbelanjaan populer di Shanghai, Cina, Ahad, 29 Mei 2022.  India menyalip Cina sebagai negara terpadat di dunia.
Foto: AP Photo/Chen Si
File foto warga yang mengenakan masker wajah mengunjungi jalan perbelanjaan populer di Shanghai, Cina, Ahad, 29 Mei 2022. India menyalip Cina sebagai negara terpadat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Laporan media Barat tentang posisi populasi tertinggi Cina yang diambil alih oleh India dinilai sengaja mengabaikan perkembangan Cina. Laporan kantor penyiaran media milik pemerintah Cina CCTV menyatakan pada Kamis (20/4/2023), media Barat menggunakan topik tersebut untuk menjelek-jelekkan dan menganjurkan perpisahan.

CCTV mengatakan, subteks dari media Barat dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa pembangunan Cina berada dalam masalah besar. Ketika dividen demografis Cina menghilang, itu akan menurun dan ekonomi global juga akan menderita.

Baca Juga

"Mereka memfitnah habis-habisan dan Cina telah berkembang jauh, menciptakan keajaiban pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil dengan populasi yang besar," ujar laporan CCTV.

India menyalip Cina sebagai negara terpadat di dunia,dan akan memiliki hampir tiga juta lebih banyak orang daripada tetangganya pada pertengahan tahun ini. Jumlah itu merupakan prediksi yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (19/4/2023).

"Amerika Serikat meningkatkan upaya untuk menahan pembangunan Cina dan mengadvokasi perpisahan lebih lanjut dan menemukan poin  baru dari laporan PBB," kata CCTV.

Laporan itu menegaskan Barat hanya menyamakan ukuran populasi dengan pencapaian pembangunan. "Kehebohan seperti itu tidak memiliki pemahaman dasar tentang hukum perkembangan populasi," ujar media Cina itu.

Dalam penjelasan CCTV, perkembangan masyarakat manusia saat ini menyatakan penurunan angka kelahiran dan penurunan keinginan untuk melahirkan anak adalah masalah umum yang dihadapi seluruh dunia. Negara maju juga umumnya menghadapi masalah seperti kekurangan tenaga kerja.

Tahun lalu, populasi Cina turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Kondisi itu merupakan perubahan bersejarah yang diperkirakan akan mengantarkan penurunan jumlah penduduk dalam periode panjang, dengan implikasi mendalam bagi ekonominya dan dunia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan, dividen populasi tidak hanya bergantung pada kuantitas tetapi juga kualitas. "Populasi itu penting tetapi talenta juga penting...Cina telah mengambil tindakan aktif untuk menanggapi penuaan populasi," kata Wang. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement