REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --- Anthony Zinni, jenderal purnawirawan Amerika Serikat, yang berupaya menyelesaikan perselisihan Qatar dengan sejumlah negara tetangga mengundurkan diri.
Zinni yang diberi tugas oleh pemerintahan Presiden Donald Trump sadar tidak bisa menyelesaikan perselisihan tersebut karena keengganan para pemimpin kawasan untuk menyepakati upaya mediasi.
Perselisihan diplomatik antara Qatar dan empat negara Arab, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, dan Mesir, berujung pada pemutusan hubungan diplomatik dan jalur transportasi dengan Doha pada 2017. Saudi menuduh Qatar berhubungan dengan Iran dan mendukung terorisme.
Qatar membantah tuduhan itu dan hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa perselisihan akan berakhir. Zinni pernah menjadi ketua perunding untuk rencana pembentukan Aliansi Strategis Timur Tengah.
Baca juga, Erdogan Ikut Mediasi Konflik Qatar dan Saudi.
Departemen Luar Negeri AS menyampaikan rasa terima kasih atas pengabdian Zinni dan memastikan pihaknya akan memimpin Aliansi Strategis Timur Tengah. Deplu menambahkan bahwa Zinni masih bisa dihubungi bila dibutuhkan.
"Misi jenderal Zinni adalah untuk membantu memperkenalkan konsep Aliansi Strategis Timur Tengah dan memulai pembicaraan dengan para pemimpin di kawasan. Pembicaraannyasedang berjalan dan berlangsung dengan baik berkat upayanya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Robert Palladino.
Zinni menjadi pejabat terbaru yang mengundurkan diri setelah mantan menteri pertahanan Jim Mattis, kepala staf Gedung Putih John Kelly, dan utusan untuk koalisi global penumpasan ISIS Brett McGurk