REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Sejumlah gereja di Irak hendak dijual untuk diubah menjadi unit komersial atau perumahan. Hal itu dinilai sebagai langkah penghinaan terhadap sejarah Irak.
Seorang Kristen yang sebelumnya bertugas di parlemen, Joseph Saliwa, menuduh pendeta Kristen terlibat dalam penjualan dan penghancuran gereja-gereja di Irak.
Saliwa mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada wartawan, seperti dilansir di Alarabiya, Gereja Suriah telah sepakat untuk mengubah Gereja Katolik Syria di daerah Shurja di Baghdad menjadi sebuah tempat komersial setelah dijual. Gereja ini didirikan pada 1834.
Saliwa mengatakan, hal itu bertentangan dengan peraturan yang menyatakan bahwa tempat ibadah dapat disewa dan bukan dijual.
Selain Gereja Katolik Suriah, Gereja Kebijaksanaan Ilahi di Adhamiya yang didirikan pada 1932, serta biara dari para biarawan Katolik di daerah Dora juga dijual untuk dikonversi menjadi properti perumahan atau komersial. “Ada banyak tempat ibadah Kristen yang sebelumnya dijual,” ujar dia.
Akan tetapi, kata dia, tidak ada yang tahu ke mana jejak uang penjualan tersebut. Dia menunjuk jari pada korupsi dan kolusi dari para pejabat senior Kristen.
Selama hampir satu dekade, komunitas Kristen telah mengalami pelecehan, pembunuhan, penculikan, dan pemindahan.
Yang paling parah adalah selama penangkapan yang dilakukan ISIS di Mosul dan daerah luas di Nineveh dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu diikuti periode kemajuan Alqaeda di Baghdad dan milisi bersenjata yang kemudian mendapatkan tanah di Baghdad, Basra, dan Babil.
Salah satu sudut gereja yang porak poranda akibat perang di Irak/ Alarabiya
Saliwa mengkritik 'kebisuan' pemerintah mengenai masalah ini. Ia menunjukkan ada sejumlah gereja di berbagai daerah di Baghdad yang dijual dan difasilitasi tokoh-tokoh Kristen senior dan Gereja Katolik yang dipimpin Kardinal Louis Raphael Sako.
Profesor sejarah, Dr Zine Elabidine al-Jaafar, mengatakan Gereja Katolik Suriah dari Perawan Maria adalah salah satu gereja tertua di Baghdad. Gereja ini terletak di daerah Shorja antara Gereja Umm Al-Ahzan dan Gereja Koptik Perawan Maria.
Al-Jaafar meminta pemerintah dan Kementerian Kebudayaan turun tangan menghentikan penjualan gereja.
Ia mengatakan, penjualan itu akan mengubur sejarah kekristenan di Irak. Dia menyerukan transformasi daerah ini menjadi situs warisan untuk melestarikan apa yang tersisa dari warisan Suriah, yang merupakan salah satu babak dalam sejarah Irak.