Senin 28 Jan 2019 10:11 WIB

Macron: Kondisi HAM Mesir Lebih Buruk dari Era Mubarak

Macron akan berbicara dengan Sisi secara tertutup.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan presiden Mesir Husni Mubarak.
Foto: Reuters
Mantan presiden Mesir Husni Mubarak.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, hak asasi manusia di Mesir sekarang jauh lebih buruk dibandingkan saat dipemimpin Husni Mubarak. Pernyataan ini menunjukan perubahan sikap dari Macron.

"Saya pikir kebijakan saat ini menurut para ahli dan masyarakat sipil Mesir lebih keras dibandingkan pemerintahan Mubarak," kata Macron, di sela kunjungannya di Mesir, Senin (28/1).

Mubarak digulingkan rakyat Mesir yang melakukan demonstrasi besar-besaran pada 2011. Para pakar dan masyarakat sipil melihat hak asasi manusia di Mesir justru semakin memburuk setelah Mubarak digulingkan.

Mubarak, seorang mantan komandan angkatan udara dipenjara atas tuduhan pembunuhan pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi anti-pemerintah yang dikenal sebagai Arab Spring. Ia digulingkan setelah tiga dekade berkuasa. Tapi kini ia sudah bebas dengan jaminan sejak 2017 lalu.

"Saya tidak bisa melihat bagaimana Anda bisa berpura-pura untuk memastikan stabilitas jangka panjang di negara ini," kata Macron.

Kelompok masyarakat sipil menekan Macron untuk bersikap tegas terhadap presiden Mesir. Pada bulan April lalu Sisi berhasil mempertahankan jabatannya di periode kedua. Dengan begitu ia tetap berada dalam posisinya sebagai pembagi-bagi kekuasaan.

"Saya pikir hal ini menjadi paradoks dan menyakitkan bagi Mesir sendiri," tambah Macron.

Dalam kunjungannya selama tiga hari di yang dimulai pada Ahad (27/1) kemarin Macron mengatakan ia berbicara lebih terbuka tentang hak asasi manusia di Mesir. Ia juga akan membahas isu ini secara tertutup dengan Sisi pada Senin.

Baca juga, Politisi Mesir Tolak Revisi UUD Langgengkan Jabatan Sisi.

Sisi diserang karena  dianggap telah menutup perbedaan pendapat. Tapi para pendukungnya mengatakan hal itu perlu dilakukan demi menstabilisasi Mesir yang selama beberapa tahun diguncang kerusuhan sejak Mubarak digulingkan.

Dalam sebuah wawancara pada bulan ini, Sisi membantah tuduhan yang menyatakan ia menangkap lawan-lawan politiknya. Meski salah satu sekelompok hak asasi manusia mengatakan Sisi menangkap 60 ribu orang yang berbeda pendapat dengannya.

Pada Oktober 2017 lalu Macron memberikan daftar para aktivis yang dapat dibebaskan dari penjara kepada Sisi. Macron mengatakan hanya dua orang aktivis di daftar itu yang sudah dibebaskan.

"Pada saat yang sama saya akan melakukan dialog tertutup dalam kasus-kasus tertentu dan berbicara lebih jelas lagi, serta melakukan pertukaran simbolis, karena saya pikir kepentingan Presiden Sisi dan Mesir adalah stabilitas," kata Macron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement