REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- ISIS mengaku bertanggung jawab atas pengemboman yang terjadi di gereja katedral di Filipina. Seperti dilansir dari Fox News, Senin (28/1), dua ledakan bom itu menewaskan 20 orang dan melukai 111 orang itu.
Kelompok intelijen SITE, yang memonitor aktivitas ISIS diinternet mengatakan melalui situs propaganda mereka Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina.
Ledakan itu menewaskan 15 warga sipil dan lima orang tentara. Dua ledakan bom itu juga melukai 17 tentara, dua orang polisi, dua orang penjaga pantai dan 90 orang warga sipil. Kendaraan lapis baja tentara Filipina masih memblokir jalan menuju lokasi kejadiaan.
"Saya sudah perintahkan langsung pasukan kami untuk meningkatkan kewaspadaan mereka, mengamankan semua tempat ibadah dan ruang publik lainnya dan secara pro-aktif melakukan langkah-langkah mencegah rencana serangan," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.
Baca juga, Ledakan Bom Gereja Katedral Filipina Tewaskan 19 Orang.
Dua ledakan terjadi di Katedral Our Lady of Mount Carmel di Julu. Ledakan pertama terjadi di dalam gereja lalu disusul ledakan kedua di tempat parkir. Tentara dan kepolisian yang berlari menuju lokasi ledakan pertama terkena ledakan kedua yang terjadi tidak jauh dari pintu masuk gereja.
"Kami akan mengejar sampai ujung bumi para pelaku kejam kejahatan pengecut ini sampai semua pelaku kejahatan diadili dan dimasukan ke dalam jeruji besi, hukum tidak akan memberi belas kasihan kepada mereka," kata Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Manila.