Sabtu 09 Feb 2019 23:50 WIB

Trump Abaikan Permintaan Sanksi terhadap Pangeran MBS

Presiden punya waktu 120 hari menanggapi permintaan ketua Hubungan Luar Negeri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Jamal Khashoggi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengabaikan permintaan Senat yang diwajibkan secara hukum untuk menentukan apakah Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) harus dijatuhkan sanksi atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Hingga Jumat (8/2) tengah malam waktu setempat, Trump masih belum merespons surat yang dikirim oleh Bob Menendez selaku anggota Ranking Member of the Senate Foreign Relations Committee. 

Trump diwajibkan membuat keputusan seperti telah diatur dalam Global Magnitsky Act (GMA). Di bawah GMA, seorang presiden memiliki waktu 120 hari untuk menanggapi permintaan dari ketua Hubungan Luar Negeri Senat dan anggota pemeringkat tentang apakah sanksi dijamin terhadap seseorang yang telah dituduh melakukan pelanggaran hak.

"Hukumnya jelas. Presiden tidak memiliki kelulasaan di sini. Dia baik mematuhi hukum atau melanggar hukum," ujar juru bicara Menendez, Juan Pachon, dikutip laman Anadolu Agency

Seorang pejabat pemerintahan Trump yang menolak identitasnya dipublikasikan mengatakan, hingga saat ini Trump masih mempertahankan pendiriannya untuk menolak bertindak atas permintaan Kongres ketika sesuai. "Departemen Luar Negeri AS memperbarui Kongres secara teratur tentang status tindakan yang berkaitan dengan pembunuhan Jamal Khashoggi," kata pejabat itu merujuk pada tindakan Pemerintah AS untuk menarik visa 21 warga Saudi dan menjatuhkan sanksi kepada 17 orang lainnya yang dituduh terlibat dalam kasus Khashoggi. 

Sementara itu, tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, berharap tekanan Kongres dapat mendorong pemerintahan Trump mengambil sikap lebih tegas dalam menangani kasus Khashoggi. Hal tersebut dia ungkapkan ketika merilis buku berjudul 'Jamal Khashoggi: his life, his fight, his secrets' di Istanbul, Turki, Jumat. 

"Saya punya harapan, tidak harus mengenai Trump, tetapi tentang fakta bahwa Kongres baru akan mengikuti kasus ini lebih dekat," ujar Cengiz, dikutip laman Al Araby

Dia menolak mengomentari tentang kemungkinan keterlibatan Pangeran MBS dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Dia hanya mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan otoritas Turki. Kendati demikian, Cengiz mengecam fakta bahwa jasad tunangannya tak kunjung ditemukan hingga kini. 

Sebelumnya pelapor khusus PBB untuk eksekusi di luar hukum yang memimpin penyelidikan internasional terhadap kasus Khashoggi, Agnes Callamard mengatakan, pejabat Saudi terlibat dalam merencanakan pembunuhan Khashoggi. "Bukti yang dikumpulkan selama misi saya ke Turki memperlihatkan bahwa Khashoggi adalah korban pembunuhan terencana dan brutal, yang direncanakan dan dilakukan para pejabat Arab Saudi," ujar Callamard. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement