Sabtu 16 Feb 2019 03:10 WIB

Polisi Brasil Tahan 8 Pegawai Operator Bendungan yang Ambruk

Ratusan orang kehilangan nyawa setelah bendungan tailing di Brasil ambruk.

Petugas penyelamat mengevakuasi jasad dari lumpur korban bendungan limbah ambruk milik perusahaan tambang Vale di Brumadinho, Brasil, 28 Januari 2019.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Petugas penyelamat mengevakuasi jasad dari lumpur korban bendungan limbah ambruk milik perusahaan tambang Vale di Brumadinho, Brasil, 28 Januari 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Kepolisian Brasil menahan delapan pegawai perusahaan tambang Vale SA sebagai bagian dari penyelidikan kriminal tentang penyebab bencana bendungan mematikan di Kota Brumadinho, Jumat. Jaksa di Negara Bagian Minas Gerais yang menjadi lokasi penambangan, mengatakan polisi juga menjalankan 14 surat penggeledahan sebagai bagian penyelidikan.

Penangkapan dan surat penggeledahan tersebut menargetkan sejumlah pegawai Vale, operator bendungan tailing yang ambruk bulan lalu, serta para pegawai perusahaan audit Jerman TUV SUD yang menyatakan bahwa bendungan tersebut stabil. Pihak berwenang di Negara Bagian Sao Paulo, Minas Gerais dan Rio de Janeiro juga terlibat dalam operasi tersebut.

Baca Juga

Menurut jaksa, kedelapan pegawai Vale yang ditahan bertanggung jawab atas keamanan dan stabilitas bendungan Brumadinho. Mereka akan tetap dipenjara selama 30 hari, kata jaksa.

Bencana ambruknya bendungan pada 25 Januari tersebut menewaskan lebih dari 160 orang. Dalam satu pernyataan, Vale menyebutkan sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang.

Fabio Schvartsman, selaku Kepala Eksekutif pada Kamis mengatakan, dalam menanggapi pertanyaan dari sejumlah anggota parlemen, bahwa prosedur keselamatan perusahaan tersebut tidak berjalan.

Tailing merupakan hasil sampingan produk pertambangan seperti lumpur yang mencakup partikel batuan halus yang tersisa dari sumber daya penambangan dan penggalian.

Jumlah korban tewas karena bendungan limbah ambruk di Brumadinho mencapai 142 orang, Selasa (5/2). Pihak berwenang setempat mengatakan 122 dari 142 korban yang meninggal sudah diketahui jati dirinya.

Secara keseluruhan, 194 orang masih hilang. Mereka terdiri dari penduduk lingkungan setempat dan karyawan perusahaan Vale.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement