REPUBLIKA.CO.ID, SHARM EL SHEIKH -- Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji memberikan dana 200 juta poundsterling untuk membantu para korban perang di Yaman. Ia juga menyerukan untuk pengakhiran krisis dan penderitaan dari perang saudara selama empat tahun di sana.
PM May mengumumkan sejumlah paket bantuan saat tiba untuk pembicaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) selama dua hari dengan Uni Eropa dan Liga Arab di Sharm El Shiekh, Mesir pada Ahad (24/2) waktu setempat. "Kami berada pada bagian kami dan akan terus melakukannya, meski masih ada lagi yang bisa dilakukan sebagai komunitas internasional soal Yaman," kata May dilansir Guardian, Senin (25/2).
May juga mendorong negara-negara Arab dan Eropa untuk melipatgandakan upaya dalam mencapai perjanjian damai konflik Yaman. "Harus ada penyelesaian melalui solusi politik. Itulah satu-satunya cara untuk mengakhiri krisis dan penderitaan yang ditimbulkan," ujarnya.
May meminta, dialog damai yang digelar di Stockholm pada Desember lalu diganti menjadi perdamaian abadi. "Perjanjian Stokholm harus diimplementasikan secara penuh," kata dia.
Dalam dialog di Stockholm, kedua kubu, pasukan lokal yang didukung Arab Saudi dengan pemberontak Houthi, menyepakati kesepakatan bersenjata di kota pelabuhan Hodeidah serta manarik pasukan. May pun menyarankan agar tekanan diberikan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman. "Pasukan dari semua pihak harus mulai keluar dari Hodeidah dan menindaklanjuti rencana pertukaran tahanan," ujarnya.
"Gencatan senjata harus dihormati dengan pihak-pihak yang menahan diri. Houthi harus mematuhi komitmen mereka. Ini penting agar kemajuan dapat dicapai pada putaran pembicaraan damai berikutnya dan agar jalur pasokan bantuan kemanusiaan dapat dibuka," ujar May.
"Inggris telah memberikan dukungan penuh untuk proses perdamaian yang dipimpin oleh PBB, dan saya ingin terus membangun dukungan internasional untuk kerja tak kenal lelah dari utusan khusus PBB," May menambahkan.
Para pemimpin UE dan Liga Arab mengadakan pertemuan puncak pertama mereka di kota peristirahatan Mesir untuk membahas migrasi, keamanan dan kesepakatan bisnis. Dalam kesempatan tersebut, May bertekad mendorong Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al Saud untuk menyelesaikan konflik Yaman. "Inggris, bersama dengan mitra-mitra Eropa kami, juga terus menyerukan Iran untuk mendukung upaya-upaya untuk mengurangi konflik dan memastikan gencatan senjata saat ini," kata dia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sekitar 10 ribu orang tewas dalam konflik di Yaman. Namun sejumlah kelompok hak asasi manusia memprediksi angka sebenarnya jauh lebih tinggi.