REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro meminta seluruh sekolah untuk menyanyikan lagu kebangsaan dan membacakan slogan kampanye miliknya. Selain itu, Bolsonaro juga meminta pihak sekolah agar merekam video ketika para murid membacakan slogan kampanye dan menyanyikan lagu kebangsaan.
Menteri Pendidikan Brasil Ricardo Velaz Rodriguez telah mengirim surat edaran kepada seluruh sekolah, dan meminta para guru untuk menyerahkan video rekaman tersebut ke Kementerian Pendidikan. Adapun Bolsonaro berjanji akan menghilangkan pengaruh sayap kiri di sekolah-sekolah.
Slogan kampanye Bolsonaro yang harus dibacakan di sekolah berbunyi: "Rakyat Brasil, mari kita sambut masa-masa baru di Brasil dan merayakan pendidikan yang bertanggung jawab dan berkualitas yang dikembangkan di sekolah-sekolah oleh para guru untuk kepentingan Anda, para siswa yang merupakan generasi baru. Brasil di atas segalanya, Tuhan di atas semua orang."
Presiden Bolsonaro resmi dilantik pada Selasa 1 Januari dan menandakan peralihan dari kekuasaan sosialisme ke pemerintahan sayap kanan. Dalam pidato pelantikannya, Bolsonaro bersumpah untuk membasmi korupsi, kejahatan dan kesemerawutan ekonomi yang telah menyelimuti negara Latin Amerika terbesar.
Bolsonaro adalah mantan kapten di kesatuan terjun payung, dan memulai karir politik sebagai anggota legislatif selama 7 tahun. Dia memuji kediktatoran militer Brasil selama 1964-1985.
Namun selama pidato pertamanya sebagai presiden, Bolsonaro berjanji akan mematuhi prinsip demokrasi, setelah pernyataan kontroversialnya melawan media dan pesaing politik, yang membuatnya mendapat julukan Donald Trump dari negeri tropis atau Trump versi Latin.
Bolsonaro menjadi presiden sayap kanan pertama Brasil sejak masa kediktatoran. Kemenangan Bolsonaro mencerminkan ketidakpuasan rakyat terhadap situasi politik, skandal korupsi, kemunduran ekonomi dan kejahatan di Brasil yang tidak mampu ditangani oleh pemerintahan sosialis.
Di sisi lain, pra aktivis dan organisasi non pemerintah merasa prihatin dengan meningkatnya otoriterisme di bawah kepemimpinan Bolsonaro.