REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemadaman listrik di Venezuela sudah memasuki hari keempat. Hal itu membuat rumah sakit tidak memiliki daya, makanan membusuk di pertokoan, dan rumah tangga kekurangan air.
"Makanan yang kami miliki di kulkas rusak, toko-toko tutup, tidak ada akses komunikasi bahkan sinyal telepon," kata salah satu warga Ana Cerrato yang berprofesi sebagai penjaga toko, seperti dilansir di Irish Independent, Senin (11/3).
Pihak berwenang berusaha mengatasinya dengan menyediakan akses listrik sejak pemadaman terjadi. Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pemadaman terjadi karena sabotase Amerika Serikat (AS).
Sementara oposisi mengatakan pemadaman terjadi karena ketidakmampuan pemerintah dan korupsi. Pemerintah Venezuela meliburkan sekolah dan menghentikan aktivitas bisnis tanpa memberikan kepastian kapan hal itu akan berakhir.
Pemadaman listrik terburuk dalam sejarah negara itu terjadi ketika pemerintah Maduro menghadapi hiperinflansi yang meruntuhkan perekonomian Venezuela. Hal itu juga memicu krisis politik setelah ketua badan legislatif Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara.
Masyarakat Chacao di Caracas membangun barikade untuk memprotes pemadaman listrik. Masyarakat Venezuela marah dengan kondisi yang mereka alami.
"Tidak ada negara yang bertahan lebih dari 50 jam tanpa listrik, kami butuh bantuan, kami dalam krisis kemanusiaan," kata Ana Cerrato.
Guaido mengkritik pemerintahan Maduro karena mereka gagal menjelaskan penyebab pemadaman listrik ini. "Sampai jam ini, setelah beberapa hari pemadaman rezim tidak memberikan alasan, tanpa memiliki diagnosis," kata Guaido.
Sementara itu dalam wawancara televisi Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez bersikeras pemerintah sedang berupaya mengatasi pemadaman ini. Tapi ia tidak menjelaskan penyebab pemadaman listrik.